Pembayaran bakul yang memenangkan lelang di TPI Mina Utama Purworejo Bonang Demak tidak dilakukan secara langsung pada saat itu, tapi ditunda dibayarnya pada beberapa hari kebelakang, sehingga menjadikan penambahan harga dari harga awal yang disepakati artinya nelayan akan mendapatkan penambahan uang sebagai konsekuensi dari kesediaan nelayan dibayar setelah tiga hari ikan terjual, dan nelayan pada akhirnya berhutang pada seseorang dengan memberikan bunga agar mendapatkan uang hari itu juga.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana praktik tambahan penundaan pembayaran terhadap hasil lelang ikan di TPI Mina Utama Bonang Demak? 2) Bagaimana pandangan ‘Urf terhadap tambahan penundaan pembayaran pada hasil lelang ikan? ) Bagaimana pandangan aspek riba adanya tambahan penundaan pembayaran pada hasil lelang ikan?. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif, dengan sumber data primer yaitu hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian di analisis menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) Praktik tambahan penundaan pembayaran terhadap hasil lelang ikan di TPI Mina Utama Bonang Demak dilakukan melai dari nelayan yang menjual ikan melalui proses lelang, dan pengambilan uang setelah selesai lelang hari ini uang dapat diambil 1-4 hari di kasir penerimaan, ada beberap bakul melalui kasir memberikan tambahan dari nota yang ada, biasanya kisaran Rp. 5000,- setiap satu jutanya sebagai kompensasi. 2) Tambahan penundaan pembayaran pada hasil lelang ikan akan memberikan efek domino yang menjadikan nelayan memberikan bunga pada orang yagn menerima nota tersebut, agar hari itu dapat menapatkan uang kontan untuk menghidupi keluarganya. Hal ini termasuk ’urf fasid karena kebiasaan tersebut bertentangan dengan dalil-dalil syara’3) Pandangan hukum Islam terhadap terhadap tambahan penundaan pembayaran pada hasil lelang ikan pada dasarnya sesuai dengan rukun jual beli, namaun ketika penambahan tersebut karena kompensasi keterlambatan pembayaran oleh bakul dan menjadikan nelayan berhutang kepada pihak lain dengan memberikan kompensasi kepada pemberi hutang, maka model tersebut haram, karena dekat dengan riba.