Dialektika antara masyarakat dengan internet telah menghasilkan konsep baru yang mempunyai orientasi dengan dunia cyber yaitu: cyberpolitics, cybercommunication, cybersosiology, dan cybercrime.. Dewasa ini pergerakan aktivis feminisme sudah masuk ke ruang maya. Fenomena gerakan feminisme diartikan sebagai perpindahan dari hal buruk menuju ke hal yang baik. Dari hal tersebutlah feminisme menjadi topik pembahasan dalam ranah akademis salah satu ilmu sosial yang mengkaji ini yaitu ilmu sosiologi. Dalam pembicaran diskursus feminisme untuk dimaknai secara umum berdampak pada hadirnya suatu realitas yang menjadi pegangan hidup suatu kelompok masyarakat.
Penulis mengambil objek penelitian pada Komunitas Online @indonesiabutuhfeminis yang merupakan salah satu kelompok aktivis feminisme yang aktif di media Instagram. Penulis meneliti pembentukan makna feminisme dalam proses konstruksi sosial menggunakan konsep dialektika. Penelitian ini memakai metode penelitian kualitatif dengan pendeketan netnograpgy. Pengumpulan data dilakukan dalam bentuk observasi partisipatoris dan dokumentasi. Sumber data primer didapatkan melalui capture konten pesan-pesan feminisme yang diunggah di media Instagram dan data sekunder memperoleh data melalui refrensi buku, jurnal, dan internet sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis memakai Teori Konstruksi Sosial Peter. L. Berger dan Thomas Luckman dengan menggunakan tiga tahapan dialektika dalam pembentukan makna pada para pengikut, dimana mereka membawa idenitas mereka sebagai penganut patriarki sebagai bagian dari perjuangan aktivis feminisme.
Hasil penelitian ini ditemukan bahwa dalam pembentukan makna feminisme dalam Komunitas Online @indonesiabutuhfeminis berlandaskan pada pengetahuan subjektif terkait gerakan feminisme yang dipakai sebagai stock of knowledge sebagai penganut system patriarki. Para penganut system patriarki tersebut disajikan konten pesan-pesan feminisme, namun tidak sepenuhnya meninggalkan sifat maskulinitasnya dalam system patriarki. Dari hal itulah mereka dapat meneruskan kembali makna feminisme yang mereka konstruksikan kembali kepada sesama penganut system patriarki lainnya sampai makna tersebut menjadi realitas yang objektif pada Komunitas Online @indonesiabutuhfeminis. Pemaknaan tersebut pada akhirnya akan mempunyai sumbangsih terhadap aktivitas diri yang memuat nilai-nilai feminisme yang dinyatakan pada dampka internal dan eksternal didalam lingkup masyarakat. Konten pesan-pesan feminisme yang dibangun terdiri dari kekerasan, stereotype, subordinasi, dan marjinalisasi.

ABSTRACT:
Today, the feminist activist movement has entered cyberspace. The phenomenon of the feminist movement is defined as a shift from bad things to good things. Form this, feminism has become a topic of discussion in the academic realm, one of the social sciences that studies this is sociology. In the discussion of feminism discourse to be interpreted in general it has an impact on the presence of a reality that becomes the lifeline of a community group. In short, those who follow the feminist movement are the adherents of the patriarchal system. The existence of the patriarchal system has a negative impact on the survival of woman. Therefore, it is necessary to have a better understanding of them and their world so that the adherents of the system can act as agents of change that create social control in society.
The author takes the object of research on the @indonesiabutuhfeminis online community, which is one of the active feminist activist groups in Instagram. The author examines the formation of the meaning if feminism in the process of social construction using the concept of dialectics. This study uses a qualitative in the form if participatory observation and documentation. Primary data sources are obtained though capturing the content of feminist messages uploaded on Instagram media and secondary data obtaining data through book references, journal, and the internet as supporting data in this study. In in this study the author uses Peter’s Social Construction Theory. L. Berger and Thomas Luckman by using three stages of dialectics in the formation of meaning in followers, where they carry their identify as patriarchal adherents as part of the stryggle for feminist activist.
The results of this study found that in the formation if the meaning of meaning of feminism in the @indonesiabutuhfeminis online community, it is based on subjective knowledge related to the feminism movement, money is used as a stock of knowledge as adherents of the patriarchal system. The adherents of the patriarchal system are presented with the content of feminist messages, but do not completely abandon their masculinity in the patriarchal system. Form that, they can continue of meaning of feminism that they construct back to their fellow adherents of other patriarchal system until that meaning becomes an objective reality in the @indonesiabutuhfeminis online community. This meaning will ultimately contribute to self-activity that contains feminism values expressed in internal and external impacts the community. The content of feminist messages that are built consist of violence, stereotype, subordination, and marginalization.