Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia disertai dengan pembangunan infrastruktur baik dalam sarana dan prasarana tanpa terkecuali pembangunan dan pengembangan jalan yang dilandasi oleh kemajuan di bidang teknologi untuk menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan kendaraan baru.
Bidang transportasi berperan penting dalam kesejahteraan masyarakat sehingga mendukung pertumbuhan di berbagai bidang. Peningkatan di bidang transportasi tersebut dapat dilihat semakin meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Namun, pertambahan penduduk dan kemakmuran menjadi salah satu penyebab meningkatnya kecelakaan lalu lintas di jalan karena semakin banyaknya orang yang berpergian dari individu atau masyarakat terhadap pengekangan emosional dan fisik agar tercipta lingkungan hidup yang aman dan tertib yaitu berupa peraturan lalu lintas. Hal itulah yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas, terkadang kecelakaan lalu lintas di jalan tersebut dapat mengakibatkan luka-luka atau kerugian materi bahkan sampai menghilangkan nyawa manusia.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (Library Reseach). Data-data yang ada dalam skripsi ini merupakan data pustaka yang dapat berupa buku-buku, makalah-makalah, jurnal, kitab undang-undang, surat kabar dan lain-lain yang berhubungan demgan masalah yang dikaji.
Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana ketentuan Hukum Pidana Islam mengenai tindak pidana kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dalam Pasal 311 UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan bagaimana pertanggungjawaban sanksi terhadap pelaku tindak pidana yang dimaksud dalam Pasal tersebut. Hal itu dapat dilihat dari pokok masalah yang ada dalam skripsi ini dengan memuat penjelsan mengenai tindak pidana menurut hukum pidana positif yang berlaku di Indonesia, dalam Penelitian Ini mengunakan pendekatan normatif yaitu pendekatan yang didasarkan pada dalil-dalil normatif yang ada dalam Al-qur’am dan Hadist serta pendapat para fuqaha.
Dalam pasal 311 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 yaitu jarimah dimana pelaku sengaja (berniat) untuk melakukan perbuatan yang dilarang dan perbuatan tersebut terjadi sebagai akibat kesengajaanya. Jarimah yang ada kesengajaan, semi sengaja, dan karena kesalahan, dalam hukum Islam adalah jarimah pembunuhan /al-Qatl.
Dalam prespektif hukum Islam sanksi terhadap pelaku kecelakaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dalam Pasal 311 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009, adalah qishas, namun apabila keluarga korban memaafkan, maka hukumanya diganti dengan diyat, apabila diyat tidak terpenuhi maka hukumanya Ta’zir yaitu hukuman sebagai pelajaran terhadap setiap maksiat yang diancam dengan hukuman had atau kifarat. dalam hal ini pelaku disamakan seperti pembunuhan sengaja, karena ada unsur kesengajaan dalam menyebabkan hilangnya nyawa seseorang dalam kecelakaan tersebut.