Etika berkomunikasi di media sosial : studi Komparasi Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili dan Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab

Ernawati, Dyah Ayu (2022) Etika berkomunikasi di media sosial : studi Komparasi Tafsir al-Munir karya Wahbah az-Zuhaili dan Tafsir al-Misbah karya M. Quraish Shihab. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of SKRIPSI_1704026129_Dyah_Ayu_Ernawati] Text (SKRIPSI_1704026129_Dyah_Ayu_Ernawati)
1704026129_Dyah Ayu Ernawati_Lengkap Tugas Akhir - Ulina Tanggela.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Penggunaan media sosial saat ini bukan hanya sekedar untuk berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain, tetapi juga telah menjadi pemicu berbagai masalah. Oleh karena itu, dibutuhkan etika berkomunikasi yang baik dan benar dalam penggunaan media sosial. Penulis ingin mengkaji makna etika berkomunikasi di media sosial dengan menginterpretasikan ayat-ayat komunikasi menurut Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir dan M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah. Masalah yang dihadapi adalah karena kurangnya etika berkomunikasi di masyarakat.
Penelitian ini termasuk bersifat kualitatif, dimana penulis mengkaji ayat-ayat Al-Qur’an yang relevan dengan pembahasan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif komparatif, yaitu mendiskripsikan data yang terkumpul kemudian membandingkannya dengan tema yang dibahas untuk mengetahui perbedaan dan persamaannya.
Hasil dari penelitian ini adalah Wahbah az-Zuhaili dan M. Quraish Shihab menjelaskan bahwa etika komunikasi dalam Al-Qur’an dapat dirumuskan sebagai berikut : dalam berkomunikasi haruslah menggunakan kata yang baik, jujur dan tidak berdusta, berkomunikasi dengan yang lebih tua dengan sopan dan mulia, serta tidak mengucapkan kata yang bermaksud merendahkan orang lain. Metode kitab Tafsir al-Munir menggunakan metode tafsir maudhu’i, sedangkan metode kitab Tafsir al-Misbah menggunakan metode tahlili. Pada penafsiran kata sadīdan menurut Wahbah, yakni perkataan yang benar adalah yang sesuai dengan tuntunan agama. Sedangkan menurut Shihab merujuk kepada makna meruntuhkan sesuatu kemudian memperbaikinya atau merujuk kepada sasaran. Kontekstualisasi pada Surah An-Nisa’ ayat 9 terdapat pada kata Qaulan Sadīdan yang berarti perkataan yang benar, ketika bermedia sosial harus memperhatikan apa yang kita sampaikan, dan yang kita bagikan ke media sosial. Sebab, apa yang diucapkan termasuk perkataan dusta atau tidak dan dapat merugikan orang lain atau tidak.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Etika komunikasi; media sosial; Tafsir al-Munir; Tafsir al-Misbah
Subjects: 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Depositing User: Bahrul Ulumi
Date Deposited: 25 Mar 2023 04:01
Last Modified: 25 Mar 2023 04:01
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19518

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics