Makna filosofi tradisi ngunggahke beras di Desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal : ditinjau dari teori nilai Max Scheler
NurilHuda, Ali Mahbub (2022) Makna filosofi tradisi ngunggahke beras di Desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal : ditinjau dari teori nilai Max Scheler. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1804016040_Ali Mahbub Nurilhuda_Skripsi Full - Ali Mahbub NH.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (964kB)
Abstract
Masyarakat Muslim Jawa pada umumnya identik dengan tradisi-tradisi yang mengakulturasikan budaya Islam dan Jawa. Demikian halnya masyarakat desa Purwogondo Kecamatan Boja Kabupaten Kendal yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, apabila bercocok tanam padi jikala panen maka akan memiliki beras sendiri,dan apabila akan mempunyai hajat yang besar maka beras tersebut bisa di gunakan. Masyarakat Desa Purwogondo Memiliki tradisi yang di sebut dengan tradisi “Ngunggahke Beras” merupakan salah satu tradisi peninggalan leluhur yang masih di lestarikan masyarakat desa Purwogondo, yang bertujuan untuk menghormati leluhur dan meminta keberkahan serta ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas nikmat yang telah di dapatkan.
Kajian yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana Prosesi tradisi Ngunggahke Beras di desa Purwogondo? (2) Apa makna tradisi Ngunggahke Beras di desa Purwogondo di tinjau dari max scheler?. Adapun metode penelitian skripsi ini menggunakan jenis penelitian lapangan (field research) dengan metode pengumpulan data dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi kemudian penulis menganalisis data tersebut dengan pendekatan deskriptif, kualitatif dan Antropologis. Kemudian mencari makna dari tradisi Ngunggahke Beras memakai Teori dari Max scheler.
Dari hasil penelitian dapat di ambil kesimpulan upacara tradisi “Ngunggahke Beras” di desa Purwogondo. Tradisi Ngunggahke Beras adalah bentuk pengungkapan rasa syukur Kepada Allah SWT dan juga penghormatan kepada leluhur yang telah membuka desa khusunya desa Purwogondo. Makna yang terkandung di dalam upacara tradisi Ngunggahke Beras yang di wujudkan dalam simbol-simbol tersebut mengandung makna nasihat, harapan dan doa kepada Allah SWT agar diberikan Keselamatan,kesejahteraan, dan juga untuk menghormati keluarga leluhur yang telah meningal dunia. Dalam upacara tradisi Ngunggahke Beras mengandung fungsi syukur kepada Allah SWT serta ajang bersedekah dan mempererat tali silaturahmi. Peneliti menyimpulkan dari penelitian yang di lakukan bahwa dalam pelaksanaan tradisi Ngunggahke Beras ini tidak menyimpang dari ajaran islam serta boleh di lakukan karena dalam pelaksanaanya tradisi Ngunggahke Beras ini terdapat maksud dan tujuan yang positif seperti bersedekah, silaturahmi dan juga selametan yang di implementasikan pada pelaksanaan tradisi “Ngunggahke Beras”
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Makna filosofis; Tradisi Ngunggahke Beras; Hierarki nilai |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.261 Islam and philosophy |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76237 - Aqidah Filsafat Islam |
Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
Date Deposited: | 01 Apr 2023 01:33 |
Last Modified: | 01 Apr 2023 01:33 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19571 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year