Menguji relevansi ijtihad politik Cak Nur : "Islam Yes, Partai Islam No !"
Masrur, Moh. (2010) Menguji relevansi ijtihad politik Cak Nur : "Islam Yes, Partai Islam No !". Pusat Penelitian IAIN Walisongo, Semarang. (Unpublished)
Masrur-Ijtihad-Politik-Cak-Nur.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (7MB)
Abstract
Tak ada gagasan yang berdiri sendiri di atas angin. Setiap gagasan baru yang muncul, selalu merupakan respon atas situasi sosial historis tertentu. Maka, takkala Cak Nur dan kawan-kawannya melontarkan ijtihad politiknya dalam slogan : "Islam Yes Partai Islam No" di tahun 1970-an itu, harus tetap dipahami pula sebagai bentuk respon intelektual terhadap kondisi sosial politik umat Islam kala itu yang berada pada posisi periferial.
Dengan mempertimbangkan dari berbagai analisis sosio-historis dari gagasan pembaharuan Cak Nur di bidang politik, bisa disimpulkan bahwa dalam merespon kehidupan politik di tanah air, nampaknya Nurcholish Madjid lebih memikirkan nilai-nilai perpolitikannya, bukan pada tingkat kelembagaanya seperti partai atau negara. Maka dari itu, ia banyak bicara tentang nilai-nilai yang dipandangnya universal, seperti demokrasi, pluralisme, egalita-rianisme, keadilan dan sebagainya. Semua itu dielaborasi oleh Cak Nur dengan berbijak pada doktrin dan sejarah politik umat. Dalam konteks di tanah air, Nurcholish lalu menerjemahkannya dengan ungkapan yang sangat terkenal itu: “Islam yes, partai Islam, no!” Dengan begitu, sesungguhnya wajar saja bila Cak Nur menolak konsep “negara Islam” seperti yang pernah diperjuangkan oleh partai Masyumi pada masa Orde Lama dengan sosok M. Natsir sebagai pemimpinnya yang sangat perpengaruh. Karena perjuangan seperti itu telah menimbulkan pemahaman agama yang lebih bersifat ideologis-politis ketimbang substansialis, bahkan pada tingkat tertentu telah menjadikan negara atau partai “identik” dengan Islam itu sendiri.
Setelah 40 tahun semenjak dilontarkannya oleh Cak Nur, tepatnya pada 3 Januari 1970, slogan ijtihad politik "Islam Yes, Partai Islam No" tersebut terasa masih sangat relevan, lebih lebih di era multi partai seperti sekarang ini. Lihat saja, sekarang orang-orang Islam tidak hanya ada dalam partai Islam saja. Tetapi telah menyebar ke semua partai politik yang ada. Di Golkar, di PDIP, di partai-partai lainnya, semacam Partai Demokrat, Hanura, maupun Partai Gerindra, banyak tokoh dan intelektual Islam yang merasa nyaman di dalamnya.
Item Type: | Book |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ijtihad politik; Cak Nur; Nurcholish Madjid; Partai politik; Partai Islam |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.27 Islam and social sciences > 297.272 Islam and politics, fundamentalism |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 10 Apr 2023 07:31 |
Last Modified: | 10 Apr 2023 07:31 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19655 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year