Kolaborasi diaspora muslim Indonesia seputar Islamic Heriatge ditujukan untuk pendampingan terhadap Diaspora di Asia Tenggara di negara Malaysia, Thailand dan Brunei Darussalam. Program dilakukan untuk merespon kondisi komunitas dan subjek dampingan di Asia Tenggara, seperti keterbatasan upaya penguatan keserumpunan tradisi dan kebudayaan yang memiliki kedekatan tradisi, bahasa, kebudayaan dan sejarah perkembangan agama; keterbatasan aspek kognitif diaspora tentang Islamic heritage di Asia Tenggara dan keterbatasan kompetensi pencarian dan penulisan informasi tentang Islamic heritage dan penulisan Arab Pegon sebagai bagian dari konservasi literasi budaya Islam.
Program pendampingan didesain untuk meningkatkan aspek kognitif dan kompetensi tentang Islamic heriatge dan kompetensi pencarian dan penulisan informasi tentang Islamic heritage di Asia Tenggara. Program meliputi persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hasil dari pendampingan ini menunjukkan adanya peningkatan aspek kognitif subjek dampingan terkait Islamic heritage dan aspek kompetensi tentang pencarian dan penulisan informasi tentang Islamic heritage dan kompetensi penulisan Arab Pegon sebagai bagian dari konservasi literasi Islamic heritage di Asia Tenggara. Data menunjukkan, terdapat kenaikan aspek kognitif subjek dampingan terkait Islamic heritage, dalam masjid bersejarah dan kerajaan Islam terjadi kenaikan sebesar 13,3%, museum sebesar 21,43%, pemahaman tentang tradisi mengalami kenaikan sebesar 35,71%, seni naik sebesar 42%, makam mengalami kenaikan sebesar 38,46 % dan haul mengalami kenaikan signifikan sebesar 84%. Sementara itu untuk aspek kompetensi, ada kenaikan pasca dampingan dalam kompetensi pencarian dan penulisan infromasi Islamic heritage sebesar 13,3%, sementara kompetensi penulisan Arab Pegon sebesar 28,57%.
Sebagai bagian dari refleksi dan review Pascadampingan ini, ada beberapa saran dan rekomendasi agar kolaborasi diaspora muslim Indonesia menjadi program yang berkelanjutan. Pertama, kegiatan pendampingan diaspora terkait Islamic heritage perlu dikembangkan secara berkelanjutan dengan penguatan dalam aspek penguatan aspek literasi dan dokumentasi Islamic heritage. Tujuannya, penguatan literasi memiliki manfaat dalam upaya pelestarian tradisi yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga kelestarian budaya akan terjaga dengan baik, meski di tengah tantangan globalisasi dan era disrupsi, khususnya bagi generasi muda. Sehingga tradisi yang berkembang di masyarakat tidak tergerus oleh kebudayaan baru, sehingga menggeser praktik-praktik tradisi yang ada, justru upaya ini bertujuan untuk menghidupkan dan melestarikan tradisi agar menjadi tradisi yang hidup berdampingan dengan masyarakat, sehingga menjadi living tradition. Sementara dokumentasi dan digitalisasi Islamic heritage bertujuan untuk informasi, database, diseminasi dan digital arsip. Manfaatnya beragam, mulai untuk informasi khazanah kebudayaan di Asia Tenggara, pengembangan penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat berbasis Islamic heritage.
Kedua, kegiatan pendampingan berbasis diaspora berbasis etnik, semisal diaspora Jawa, diaspora Sunda, diaspora Bugis, diaspora Madura dan etnis lainnya di luar negeri. Tujuannya untuk mengetahui proses adaptasi dan interaksi antar kebudayaan, dan bagaimana mereka mampu meningkatkan kualitas ekonomi, kognitif, kontribusi sosial dan kerjasama lintas komunitas di luar negeri.