Karyawan pada PT Rajawali Perkasa Furniture yang mengikuti tes dan lulus wawancara pada perecrutan karyawan langsung ditugaskan bekerja tanpa adanya pelatihan terlebih dahulu, pelatihan pada PT Rajawali Perkasa Forniture ditujukan bagi karyawan yang sudah bekerja selama 3 bulan hal ini dilakukan perusaahaan untuk meminimalisir pengeluaran, akibatnya banyak karyawan yang kurang terampil dalam bekerja sehingga target yang ditentukan oleh perusahaan tidak tercapai. Kemudian adanya pelatihan kerja yang di berikan perusahaan merupakan hal yang positif bagi kinerja karyawan tetapi pelatihan karyawan yang diberikan tidak memiliki dampak yang berarti dalam kinerja karyawan PT. Rajawali Perkasa Furniture. Hal ini dikarenakan pelatihan yang diberikan pada PT. Rajawali Perkasa Furnitur terlalu singkat dan tidak tepat sasaran,
Perusahaan memberikan pelatihan model-model produk terbaru tetapi setelah pelatihan selesai karyawan tetap melakukan aktifitas yang sama dan buat model pesanan seperti biasanya. Adanya sebagian karyawan yang kurang mampu berinovasi dalam berkerja sehingga tidak ada proses dan pembaharuan terhadap proses maupun hasil kerja, masih kurangnya ketelitian karyawan dalam melaksanakan tugasnya sehingga hasil produski tidak sesuai dengan target dan ketentuan buyer.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Empowerment, Organizational Culture terhadap Kinerja Karyawan PT. Rajawali Perkasa Furniture. Metode dalam penelitian menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menujukan bahwa variabel pemberdayaan (Empowerment) berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan sedangkan budaya organisasi (Organizational Cultur ) berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dan adanya pengaruh antara Pemberdayaan (Empowerment), Budaya Organisasi (Organizational Culture ) terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Rajawali Perkasa Furniture