Pandemic COVID-19 menyebabkan di batalkannya jamaah haji yang akan berangkat pada tahun 2021. Gagal berangkat tersebut menyebabkan daftar tunggu jamaah haji semakin lama. Apabila tidak adanya pandemic pun daftar tunggu sudah memiliki antrian yang panjang dan lama. Penyebab daftar tunggu yang lama tersebut karena jumlah jamaah yang mendaftar sangatlah banyak tetapi kuota haji yang dimiliki terbatas. Dengan begitu banyak pula dana yang belum terpakai. Kementrian Agama selaku penyelenggara ibadah haji kemudian memulai investasi. Seiring berjalannya waktu di bentuklah Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) yang mengelola dana haji di bawah perintah presiden. BPKH melakukan beberapa pengelolaan investasi yang salah satunya sukuk. Tujuan penelitian untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana haji pada investasi sukuk dan juga ke efektivitasannya. Jenis penelitian ini adalah kepustakaan dengan pendekatan kualitatif serta sumber data melalui buku-buku, dan bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen, jurnal ilmiah, website dan lain-lain. Hasil penelitian ini adalah bahwa awalnya jamaah melakukan pendaftaran dan pembayaran. Setelah dana terkumpul kemudian uang tersebut di kelola oleh BPKH melalui akun jamaah masing-masing di bank. Pengelolaan tersebut di taruh di beberapa penempatan dengan salah satunya di sukuk. Penempatan pada sukuk ini sudah baik tetapi belum maksimal jika dilihat dari imbal hasil yang didapat. Apabila dilihat dari resiko dari investasi sukuk ini sangatlah efektif. Meskipun jika dibandingkan dengan pengelolaan di Malaysia sangatlah berbeda.