Studi ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembimbing haji perempuan dalam menumbuhkan ketangguhan jamaah, mengingat jumlah jamaah haji yang mayoritas adalah perempuan. Sedangkan, faktanya pembimbing haji di dominan oleh laki-laki padahal untuk mewujudkan jamaah yang tangguh diperlukan pembimbing yang profesional ditandai dengan kapasitas dan kompetensi yang terstandar dari segi wawasan maupun pengalaman.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tantangan pembimbing haji perempuan di Kota Semarang dalam menumbuhkan ketangguhan jamaah dan upaya yang dilakukan oleh pembimbing dalam menghadapi tantangan. Metode yang dilakukan yaitu metode kualitatif bersifat deskriptif, jenis fieldi researchi dengani ipendekatan psikologi. Datai idiperolehi idengani itekniki iwawancarai,i iobservasii idani idokumentasii, untuki menjaga kredibilitas idani ikeabsahani idatai digunakan itriangulasi1 teknik dan isumberi. Sumber idatai primer berasal dari lima orang pembimbing haji perempuan di Kota Semarang dan jamaah haji di Kota Semarang. Sumber data sekunder berasal dari KBIH, dan sumber dokumen lainnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tantangan pembimbing haji perempuan yaitu tantangan internal dan eksternal. Tantangan internal meliputi peningkatan pengetahuan seperti model bimbingan, pengembangan pengalaman dan peningkatan keahlian. Tantangani ieksternali imeliputi jamaah yang mengalami kecemasan, kekhawatiran, sulit fokus, sulit memahami materi, mudah ngantuk, mudah lelah, tidak percaya diri, putus asa, dan tidak mandiri. Upaya yang dilakukan pembimbing untuk menghadapi tantangan internal yaitu, meningkatkan pendidikan formal maupun non formal, mengikuti organisasi dan, pelatihan. upaya yang dilakukan untuk menghadapi tantangan eksternal yaitu memberikan materi sesuai kondisi dan pemahaman jamaah dengan bantuan video, youtube ataupun power point, melakukan pendekatan individu, menggunakan bimbingan sebaya, mengadakan senam ataupun jalan santai untuk melatih fisik jamaah dan bekerjasama dalam peningkatan sara prasarana kebutuhan jamaah.
Ditemukan kondisi perubahan ketangguhan jamaah iyangi isemulai itidaki ipercayai idirii imenjadii ipercayai idirii,i awalnya cemas menjadi lebih tenang, awalnya putus asa menjadi bersemangat dan termotivasi, awalnya rendahnya minat untuk memahamai manasik secara mandiri menjadi mulai memiliki minat untuk memahami secara mandiri dan awalnya memiliki kekhawatiran menjadi pasrah dan lebih memiliki keyakinan untuk bisa melaksanakan ibadah haji.