Konsep mahabbah dalam maqamat tasawuf komparasi pemikiran Rabiah Al-Adawiyah, Jalaluddin Rumi, dan Buya Hamka
Inayah, Meilinda Nurul (2022) Konsep mahabbah dalam maqamat tasawuf komparasi pemikiran Rabiah Al-Adawiyah, Jalaluddin Rumi, dan Buya Hamka. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
1804046084_Meilinda Nurul Inayah_Full Skripsi - Meilinda Nurul Inayah.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Skripsi ini berjudul “Konsep Mahabbah dalam maqamat Tasawuf Komparasi Pemikiran Rabiah al-Adawiyah, Jalaluddin Rumi dan Buya Hamka”.
konsep Mahabbah ialah mencintai Allah dengan taat, melakukan ibadah tanpa alasan selain karena cinta-Nya. Dalam penelitian ini, peneliti mengangkat dari tiga tokoh tasawuf yang dikonsentrasikan pada ajaran konsep mahabbah. Dari ajaran mahabbah tersebut, terdapat perbedaan cara memahami mahabbah yang berasal dari generasi yang berbeda. Rabiah Al-Adawiyah yang merupakan tokoh sufi tertua yang mencetuskan konsep mahabbah, dan Jalaludin Rumi juga merupakan tokoh sufi besar yang mengajarkan konsep mahabbah. Sedangkan Hmka merupakan tokoh sufi Nusantara yang telah mengembangkan ajaran mahabbah nya Rabiah.
Untuk rumusan masalah, yang menjadi problem pada skripsi ini adalah Dimana konsep mahabbah yang dapat diteliti untuk mngetahui perbedaan dan persamaan dari tokoh sufi tersebut; Rabiah al-Adawiyah, Jalaluddin Rumi dan Buya Hamka. Penelitian ini menggunakan studi pustaka dengan mengkaji data-data kepustakaan dan menggunakan metode analisis deskripstif, analisis data yang bersumber dari beberapa buku ataupun literatur yang mengenai objek peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep mahabbah yang diajarkan Rumi, yaitu seseorang dapat mencapai mahabbah dengan menyatu pada alam sebagai salah satu cintanya ke Allah yang diartikan manusia hidup tidak lepas dari alam semesta, dari situ dapat menimbulkan rasa cinta pada Tuhan. Dan ajaran mahabbah yang diajarkan Rabi’ah, yaitu ketulusan tanpa takut akan siksa neraka ataupun harapan masuk surga. Sedangkan Hamka, konsep mahabbah yaitu cinta sejati datang karena kuatnya iman terhadap Allah, karena seseorang jika imanya semakin kuat maka semakin bertambah cintanya pada Allah. Sehingga dari konsep mahabbah yang disampaikan Rabi’ah, Rumi dan Hamka terdapat persamaan bahwa ajaran mahabbahnya adalah rasa cintanya hanya kepada Allah, serta perbedaan terdapat pada cara pencapaian dan pengalaman masing- masing dalam mahabbah.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mhabbah; Tasawuf; Rabiah Al-Adawiyah; Jalaluddin Rumi; Buya Hamka |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.4 Sufism > 297.45 Sufi ethics |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76236 - Tasawuf dan Psikoterapi |
Depositing User: | Fahrurozi Fahrurozi |
Date Deposited: | 10 May 2023 08:48 |
Last Modified: | 10 May 2023 08:48 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/19885 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year