Al Faatihah Maheswari Fajri (1601016080). Pelaksanaan Bimbingan Islam Dalam Mengatasi Kecemasan Orangtua Yang Memiliki Anak Cerebral Palsy Di Komunitas Semar Cakep Semarang Barat.

Permasalahan yang dialami orangtua anak cerebral palsy ini memiliki keresahan dan kekecewaan dalam diri, karena merasa anaknya berdeda dari anak-anak lainnya, Orangtua yang memiliki keadaan ekonomi yang tinggi dapat menerima anak mereka dengan baik dan pastinya segera mencari pengobatan untuk kesembuhan anak mereka. Sedangkan orangtua dengan keadaan ekonomi dan berpendidikan rendah lebih cenderung memiliki kecemasan yang tinggi karena memikirkan bagaimana keadaan anaknya yang kesusahan mencari pengobatan untuk kesembuhan anak mereka dan memberikan bimbingan. Permasalahan lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecemasan adalah faktor lingkungan sosial, tingkat sosial ekonomi keluarga, dan masalah pribadi ibu.
Penelitian ini menggunakan kualitatif. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data primer yaitu orangtua, anak cerebral palsy, guru, pembimbing dan ketua Komunitas Semar Cakep Semarang Barat. Motode analisis data menggunakan metode Milles dan Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Tujuan Untuk mengetahui bagaimana kondisi kecemasan orangtua yang memiliki anak cerebral palsy di Komunitas Semar Cakep Semarang Barat dan untuk mengetahui bagaimana Pelaksanaan Bimbingan Islam dalam mengatasi kecemasan orangtua yang memiliki anak cerebral palsy di Komunitas Semarang Barat.
Kondisi kecemasan di Komunitas Semar Cakep ini sangat bervariatif, yaitu belum bisa menerima keaadaan anak, dikucilkan lingkungan masyarakat, dianggap buruk membebani keluarga maupun masyarakat, menyalahkan Allah karena diberikan anak cerebral palsy. Bimbingan islam yang dilakukan oleh Komunitas Semar Cakep Semarang Barat dalam upaya untuk mengurangi kecemasan orantua anak cerebral palsyi, maka dalam prosesnya komunitas tersebut menggunakan metode bimbingan kelompok dan bimbingan individu. Bimbingan kelompok meliputi diskusi kelompok, karyawisata, sosio drama, dan group taching. Adapun bimbingan individual yaitu melakukan percakapan pribadi, kunjungan kerumah, dan observasi kerja (pembimbing melakukan dialog individu sekaligus mengamati kerja klien dan lingkungannya). Orangtua yang memiliki anak cerebral palsy setelah mengikuti bimbingan mereka lebih menerima keaadan dari sebelumnya, merasa bahwa segala sesuatu permasalahan yang di rasakan pasti ada jalan keluarnya, selalu bersyukur, berdoa dan sholat. Kesehatan semakin membaik, jiwa yang lebih tenang, nyaman dan tentram, bersikap lapang dada dan ikhlas tentang kondisinya yang sekarang, dan juga mendapatkan hidayah dari Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik. Mampu beradaptasi kembali dengan kehidupan bermasyarakat dan lingkungan tempat tinggal. Munculnya empati, kasih sayang, toleransi dan tolong menolong.