Penelitian ini bermaksud mengeksplorasi ayat-ayat al- Qur’an yang menuturkan kaum ateis, pandangan hidup mereka dan respon al-Qur’an yang tergelar pada ayat-ayat kisah umat para Nabi, mulai dari Nabi Nuh, Hud (kaum Ad), Shalih (kaum Tsamud), Ibrahim, dan Musa (Bani Israil, Fir’aun), dan kaum kafir musyrik Arabia pada jaman Nabi saw. Eksplorasi dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang fenomena kemunculan ateisme dalam sejarah umat manusia dari waktu ke waktu beserta karakteristik masing-masing, dan bagaimana respon al-Qur’an terhadapnya.
Dengan menggunakan metode maudlu’i, penelitian ini menemukan bahwa fenomena ateisme dalam sejarah manusia dapat ditemukan jejaknya pertama kali pada masyarakat kaum nabi Nuh as, lalu pada kaum nabi Hud as, nabi Shalih as, nabi Ibrahim as, dan nabi Musa as. Selanjutnya fenomena ini dapat ditemukan pada masyarakat Arabia (jahiliyah) pada saat Islam disiarkan oleh nabi Muhammad saw.
Beberapa pandangan hidup dan sikap para ateis dalam al- Qur’an yang paling menonjol adalah: 1) kehidupan manusia hanya ada di dunia saja, tidak ada lagi kehidupan setelah dunia ini binasa; 2) tidak ada kebangkitan sesudah mati (kehidupan akhirat); 3) tidak ada balasan atau siksaan atas amal perbuatan manusia selain yang ada di dunia ini; 4) menolak eksistensi agama dalam kehidupan; 5) menolak kehadiran dan dakwah rasul; dan 6) menolak keberadaan Allah (Tuhan yang Transenden) dalam kehidupan mereka.
Adapun respon Al-Qur’an terhadap ateisme ditunjukkan dengan cara menolak logika pemikiran mereka dan
meluruskannya disertai argumen-argumen yang kuat, meliputi argumen historis, analogis, dan filosofis serta mendorong manusia menggunakan akal sehatnya agar dapat menemukan kebenaran bukti-bukti yang disodorkan.