Perkembangan wakaf produktif di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data yang dilansir oleh Komunitas Wakaf Indonesia Per Mei 2004 jumlah total tanah wakaf mencapai 1,566,672,406.31m2. Dari jumlah itu terbesar berada di wilayah Riau 688,977,314.00 m2. Jumlah terkecil berada di Bali 1,247,938.00 m2. Sedangkan di Jawa Tengah luas tanah wakaf mencapai 54,909,003.68 m2. Data terbaru yang dihimpun Departemen Agama RI, lebih mencengangkan lagi dimana jumlah tanah wakaf di Indonesia mencapai 2.686.536.656,68 m2 atau 268.653,67 hektar. Jumlah tanah wakaf tersebut, termasuk di dalamnya tanah wakaf pesantren yang berkembang di Indonesia. Pengelolaan wakaf produktif pondok pesantren PPDGP merupakan salah satu contoh keberhasilan produktivitas tanah wakaf yang dikelola oleh pondok pesantren, sehingga PPDGP mampu menjadi pesantren yang mandiri. Kemandirian PPDGP nampak dalam hal sistem pendidikan, kurikulum, ekonomi, pencarian dana, dan juga kemandirian para pengasuh dan guru. Kemandirian ini menjadikan PPDGP menjadi pondok pesantren yang maju dan mampu menghidupi kehidupannya sendiri
Dengan latar belakang tersebut maka permasalahan yang hendak dicari dalam penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan wakaf produktif pada pondok pesantren di Jawa Tengah, apa fantor yang mendukung dan penghambat dalam pengelolaan wakaf produktif tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis normative dan pendekatan social atau disebut juga sosiolegal. Pendekatan ini mempelajari hukum sebagai norma atau disebut pula pendekatan doctrinal dan pendekatan social atau empiric. Dengan pendekatan ini secara timbal balik melihat permasalah hokum tentang wakaf produktif dan permasalahan pengelolaan wakaf dilapangan. Adapun ruang lingkup yang dibahas adalah tiga pesantren yang dipilih berdasarkan purposive dengan kategorisasi wilayah pesisir, pedalaman dan kota sehingga diwakili oleh pondok pesantren Futuhiyyah Mranggen, Al-Hikmah Benda Brebes dan Al-Muayyad Mangkuyudan Surakarta. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari lapangan berkaitan pengelolaan wakaf produktif di Ponpes Al-Hikmah, Futuhiyyah dan Al-Muayyad, sedangkan sumber data sekunder mencakup peraturan perundang-undangan di bidang perwakafan tanah dan studi yang dilakukan pada kepustakaan serta data- data lain yang dianggap sebagai penunjang atau pelengkap dalam penelitian ini. Metode pengumpulan data dengan metoda survey, wawancara dan dokumen. Sedangkan Analisis data menggunakan analisis kualitatif.
Adapun hasil penelitian Pengelolaan wakaf produktif di pondok pesanten Futuhiyyah dan Al-Hikmah dapat dikategorikan kepada pengelolaan wakaf tradisional, sedangkan Muayyad dikategorikan kepada semi profesional. Hal ini disebabkan pengelolaan tanah wakaf di pondok pesantren Futuhiyyah dan Al-Hikmah hanya untuk pengembangan pendidikan saja, sedangkan al-Muayyad sudah mengarah ke semi professional karena tanah wakaf disamping untuk pengembangan pendidikan, juga untuk unit usaha produktif seperti minimarket, bengkel dan poto copy. Disamping itu pengelolaan wakaf mencakup pemanfaatan tanah wakaf untuk lembaga pendidikan, juga menejemen keuangan nyelenggaran pemapendidikan yang berbeda antara satu pesantren dengan lainnya, seperti Al-Muayyad dengan menejemen keuangan satu pintu, Futuhiyyah menejemen keuangan diserahkan maing-masing unit pendidikan dan menejemen pengelolaan keuangan di Al-Hikmah dengan system pembagian berdasarkan prosentase.
Dalam pengembangan wakaf produktif di Pondok pesantren di Jawa Tengah, yakni Futuhiyyah, Al-Hikmah dan Muayyad, terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat. Di antara faktor-faktor pendukungnya adalah letak geografis yang dari pondok pesantren yang mudah dijangkau oleh masyarakat. Di samping itu relasi santri yang cukup banyak berhadil melahirkan alumni yang bisa berkiprah di dunia public, baik guru, politikus, para ilmuwan dan para kyai. Mereka berupaya mensosialisasikan kelebihan dan keberhasilan model pendidikan yang dikembangkan, sehingga makin hari jumlah santri semakin banyak. Hal ini terjadi di ponpes Futuhiyyah dan Al-Hikmah. Namun perkembangan santri di Al-Muayyad secara kuantitas mengalami penurunan, walaupun di sisi lain para alumni berhasil mengembangkan pendidikan di daerah-daerah lain seperti grobogan, Wonogiri dan Sragen. Adapun faktor penghambat bagi perkembangan wakaf produktif di pondok pesantren Futuhiyyah, al-Hikmah dan Al-Muayyad adalah manajemen pengelolaan asset wakaf yakni yang berkaitan dengan pencatatan akta ikrar wakaf, Sumber Daya Manusia yang perlu meningkatkan profesionalismenya, terutama di ponpes Futuhiyyah dan
Al-Hikmah