Analisis pendapat Siti Musdah Mulia tentang keharaman poligami pada masa sekarang
Nursalasah, Zulaecha (2011) Analisis pendapat Siti Musdah Mulia tentang keharaman poligami pada masa sekarang. Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
2104151_Coverdll.pdf - Accepted Version
Download (402kB) | Preview
2104151_Bab1.pdf - Accepted Version
Download (74kB) | Preview
2104151_Bab2.pdf - Accepted Version
Download (113kB) | Preview
2104151_Bab3.pdf - Accepted Version
Download (117kB) | Preview
2104151_Bab4.pdf - Accepted Version
Download (159kB) | Preview
2104151_Bab5.pdf - Accepted Version
Download (26kB) | Preview
2104151_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (17kB) | Preview
Abstract
Dalam konteksnya dengan persoalan poligami, Siti Musdah Mulia merumuskan poligami merupakan ikatan perkawinan dalam hal mana suami mengawini lebih dari satu istri dalam waktu yang sama. Laki-laki yang melakukan bentuk perkawinan seperti itu dikatakan bersifat poligam. Selanjutnya Siti Musdah Mulia menyatakan: poligami pada hakikatnya adalah selingkuh yang dilegalkan, dan karenanya jauh lebih menyakitkan perasaan isteri. Karena itu Nabi Saw sendiri melarang menantunya yaitu Sayidina Ali untuk poligami, dengan kata lain Nabi Saw melarang Sayidina Ali berpoligami. Berdasarkan hal itu yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana pendapat Siti Musdah Mulia tentang keharaman poligami pada masa sekarang? Bagaimana alasan-alasan hukum pendapat Siti Musdah Mulia tentang keharaman poligami pada masa sekarang?
Dalam menyusun skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaan (library research). Data Primer, yaitu karya Siti Musdah Mulia yang berjudul: (1) Islam Menggugat Poligami; (2) Islam dan Inspirasi Kesetaraan Jender. Sebagai data sekunder, yaitu literatur lainnya yang relevan dengan judul skripsi ini. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi atau studi dokumenter. Sedangkan metode analisisnya adalah metode deskriptif analisis.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa menurut Siti Musdah Mulia, poligami pada hakekatnya adalah selingkuh yang dilegalkan, dan karenanya jauh lebih menyakitkan perasaan istri. Berdasarkan keterangan tersebut, penulis setuju dengan pendapat Mulia yang menganggap poligami sebagai perselingkuhan. Menurut peneliti bahwa kenyataan suami yang berpoligami di awali dengan percintaan dan untuk menarik wanita lain, biasanya suami memojokkan dan menjelek-jelekkan istrinya dengan harapan mendapat simpati dari wanita selingkuhannya itu. Rasanya tidak mungkin ada seorang wanita yang serta merta jatuh hati pada pria beristri jika pria itu menyanjung-nyanjung istrinya. Sangat jarang seorang suami untuk mendapatkan cinta dari wanita lain memuji-muji keharmonisan rumah tangganya apalagi memuji istrinya. Alasan hukum pendapat Siti Musdah Mulia yang mengharamkan poligami pada masa sekarang yaitu surat an-Nisa ayat 3, dan surat an-Nisa ayat 129 yang artinya: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya". (QS. an-Nisa: 3). Dan an-Nisa ayat 129) yang artinya: Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian. Karena itu, janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), hingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri dari kecurangan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (4 : 129).
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Poligami |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.14 Religious Ceremonial Laws and Decisions 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.5 Islamic ethics, practice > 297.57 Religious experience, life, practice > 297.577 Marriage and family life |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 23 Apr 2014 09:33 |
Last Modified: | 23 Apr 2014 09:33 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/1994 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year