Dita Sasmita, 1701016132, Konseling Keluarga Dengan Pendekatan Family Therapy Pada Remaja Hamil di Luar Nikah di Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Kendal
Pada era revolusi industri 4.0 kasus kenakalan remaja semakin marak dan menarik perhatian. Permasalahan ini semakin meningkat dan mengkhawatirkan, seperti kasus penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum remaja saat ini banyak menimbulkan dampak negatif dan meresahkan masyarakat. Seks pranikah yang berawal dari kenakalan remaja memberikan dampak negatif, salah satunya adalah kehamilan di usia remaja. Terkait fenomena tersebut maka dilakukan intervensi untuk memecahkan permasalahan pada remaja hamil di luar nikah melalui pendekatan family therapy. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan konseling keluarga dengan pendekatan family therapy pada remaja hamil di luar nikah di Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Kendal.
Penelitian ini menggunaan metode penelitian kualitatif deskripsif atau informasi uraian dalam bentuk bahasa atau kalimat dengan menggunakan analisis. Jenis pendekatan ini adalah studi kasus yang di mana meneliti sebuah kasus atau fenomena yang terjadi di tengah masyarakat atau di sebuah instansi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Untuk teknik pengumpulan data yaitu peneliti menggunakan teknik wawancara dan pengamatan (observation).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat lima langkah pelaksanaan konseling keluarga dengan pendekatan family therapy pada remaja hamil di luar nikah di Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Kabupaten Kendal meliputi: pertama, identifikasi masalah dengan melakukan observasi dan pengamatan yang bertujuan mengenali konseli beserta gejala-gejala yang terlihat. Kedua, diagnosa bertujuan untuk menetapkan permasalahan dan mengetahui latar belakang permasalahan. Ketiga, prognosa yaitu langkah menetapkan jenis bantuan yang diberikan berupa terapi atau treatment. Keempat, terapi/treatment dengan memberikan penguatan berupa nasehat dan materi pemahaman psikoedukasi, bimbingan agama, bimbingan karir dan dukungan sosial keluarga. Kelima, follow up yaitu kegiatan melihat sejauh mana perkembangan kondisi konseli setelah melakukan konseling yang dilakukan secara homevisit dan dalam penelitian ini peneliti mengkomparasikan kondisi konseli sebelum dan sesudah diberikan terapi/ treatment.