Jamaah Dzikiran Kaliombo Sulang adalah sekelompok masyrakat muslim yang menjadikan beberapa ayat al-Qur’an sebagai dzikir harian. Ayat-ayat pilihan tersebut dikumpulkan menjadi amalan Akar Kekuatan Kejayaan. Amalan ini hanya boleh diamalkan dengan ijazah dari guru atau mursyid. Beberapa aturan khusus juga diterapkan guna menunjang kekhusyukan dan kepercayaan para jamaah. Praktik pembacaan Ilmu Kekuatan Kejayaan melahirkan berbagai respon dan pemaknaan di antara para jamaah. Selain itu, perlu ada penelitian lebih lanjut yang membahas legitimasi jamaah dalam mengamalkan dzikiran ini.
Penelitian ini akan dipaparkan dalam model deskriptif. Peneliti mengangkat rumusan masalah dalam penulisan penelitian ini yakni a) Bagaimanakah proses pengamalan dan pemaknaan jamaah tentang amalan Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan di Jamaah Dzikiran Kaliombo Rembang? b) Bagaimanakah legitimasi masyarakat dalam mengamalkan Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan di Jamaah Dzikiran Kaliombo Rembang?
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori resepsi fungsional al-Qur’an, teori rekonstruksi sosial, dan kajian Living Qur’an deduktif. Metode ini digunakan dengan tujuan untuk mengungkap pemaknaan dan legitimasi Jamaah Dzikiran dalam praktik pembacaan Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan. Untuk memperoleh data di lapangan peneliti menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan analisis yang dipakai dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian yang dilakukan di Jamaah Dzikiran Kaliombo memberikan gambaran bahwa pelaksanaannya dilaksanakan setiap malam setelah shalat Isya dan tengah malam, baik dilakukan secara bersama atau sendiri. Adapun makna yang lahir dari pembacaan Ilmu Kekuatan Kejayaan ini adalah sebagai penyembuh berbagai macam penyakit, benteng perlindungan dari jin, zikir kepada Allah, pelancar urusan-urusan dunia, dan pemberi ketenangan jiwa. Legitimasi yang digunakan para jamaah juga beragam dan kemungkinan-kemungkinan pada amalan ini masih tergantung pada kepercayaan para jamaah.

ABSTRACT:
Jamaah Dzikiran Kaliombo Sulang is a group of muslim communities who recite several verses of the Qur'an as daily dhikr. The selected verses are collected into Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan. This practice can only be practiced with a judgment from a teacher or murshid. Several special rules are also applied to support the solemnity and trust of the congregation. The practice of reading Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan gives birth to various responses and meanings among the congregation. In addition, there needs to be further research that discusses the legitimacy of the congregation in practicing this dhikr.
This research will be presented in a descriptive model. The researcher raised the formulation of the problem in writing this research, namely a) How is the process of practicing and interpreting the congregation about the practice of Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan in Jamaah Dzikiran Kaliombo Sulang? b) How is the legitimacy of the community in practicing the Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan in Jamaah Dzikiran Kaliombo Sulang?
This research is included in the field research (field research). In this study, the researcher used the theory of functional reception of the Qur'an, the theory of social reconstruction, and a deductive study of the Living Qur'an. This method is used with the aim of revealing the meaning and legitimacy of the Jamaah Dzikiran in the practice of reading Ilmu Akar Kekuatan Kejayaan. To obtain data in the field, researchers used observations, interviews, and documentation. While the analysis used in this research is using descriptive qualitative analysis methods.
The results of the research conducted at Jamaah Dzikiran Kaliombo illustrates that the implementation is carried out every night after the Isha and midnight prayers, either together or alone. The meaning that was born from the reading of Ilmu Kekuatan Kejayaan is as a healer of various kinds of diseases, a fortress of protection from the jinn, remembrance of Allah, facilitating world affairs, and giving peace of mind. The legitimacy used by the congregation is also diverse and the possibilities of this practice still depend on the beliefs of the congregation.