Ta’wīl al-maqāṣidī Muhammad Sālim Abū ʻĀṣī : analisa arkeologi pengetahuan
Luthfi, Nashifuddin (2022) Ta’wīl al-maqāṣidī Muhammad Sālim Abū ʻĀṣī : analisa arkeologi pengetahuan. Masters thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Tesis_1904028007_Nashifuddin_Luthfi.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (1MB)
Abstract
Sisi persamaan yang terdapat dalam istilah ta’wīl dan hermeneutik, membangkitkan sebagian orang untuk merekontruksi teori tafsir Al-Qur’an untuk bisa menghasilkan produk tafsir yang sesuai kebutuhan umat Islam di era kontemporer ini. Pandangan para intelektual modern, melihat bahwa menerapkan teori hermeneutik sebagai teori tafsir Al-Qur’an adalah salah satu solusi agar umat Islam bisa bangkit menjadi lebih maju dan mampu mengejar ketertinggalannya dari dunia Barat-Eropa yang modern dan canggih. Namun ambisi tersebut, harus dibayar dengan harga mahal, yaitu mereka cenderung mengerdilkan dasar, sumber-sumber ilmu dan pokok-pokok dari ajaran Islam. Sehingga perbedaan pandangan terkait kedudukan teks Al-Qur’an dengan teks kitab suci Taurat dan Injil, tidak perlu dibedakan lagi dari segi fungsi, orisinalitas dan cara penurunannya. Dari perdebatan wacana tersebut, lahirlah istilah ta’wīl al-maqāṣidi sebagai pemenang dalam mendominasi wacana ilmu pengetahuan Barat terhadap agama Islam.
Studi tentang ta’wīl al-maqāṣidi ini menggunakan pendekatan dan analisa arkeologi pengetahuan. Tujuan dari penggunaan pendekatan dan analisa arkeologi pengetahuan ini adalah untuk mencari relasi kuasa-pengetahuan yang terdapat dalam ta’wīl al-maqāṣidi sebagai sebuah teori tafsir. Langkah-langkah penelitiannya adalah mengumpulkan informasi dan data terkait setting sosial-keagamaan dan politik di Mesir. Kemudian mencari episteme yang membentuk pengetahuan masyarakat Mesir era klasik dan modern, dan kemudian melacak jejaring kuasa-pengetahuan di masyarakat Mesir yang membentuk pengetahuan ta’wīl al-maqāṣidi.
Hasil dari penelusuran terhadap jejaring intelektual muslim Mesir di era Muhammad Sālim Abū Āṣi, ditemukan informasi bahwa wacana intelektual modern di Mesir yang mendominasi adalah rekontruksi ilmu pengetahuan Islam oleh pemikir Islam modern. Tokoh-tokohnya umumnya dipelopori dari alumni dari Universitas Prancis dan Barat. Kemudian wacana ini menggeser perhatian intelektual modern Mesir dari menekuni ilmu-ilmu tradisional menuju ilmu-ilmu mondern-kontemporer. Dialektika wacana tradisional dan kontemporer ini melahirkan metode alternatif yang disebut sebagai ta’wīl al-maqāṣidi.
ABSTRACT:
The similarity contained in the terms ta'wīl and hermeneutics, led some people to reconstruct the qur'anic interpretation theory to be able to produce interpretive products that suit the needs of Muslims in this contemporary era. The view of modern intellectuals, seeing that applying hermeneutic theory as a theory of interpretation of the Qur'an is one of the solutions so that Muslims can rise to be more advanced and able to catch up with the modern and sophisticated West-European world. These ambitions, however, must be paid a heavy price, that is, they tend to dwarf the basis, sources of knowledge and the essentials of Islamic teachings. So that the difference in views regarding the position of the Qur'anic text with the text of the Torah and the Gospels, does not need to be distinguished anymore in terms of function, originality and the way it is derived. Thus was born from this apathy the term ta'wīl al-maqāṣidi as a result of the dominance of Western scientific discourse over Islam.
This study of ta'wīl al-maqāṣidi uses an archaeological approach and analysis of knowledge. The purpose of using this approach and archaeological analysis of knowledge is to look for the power-knowledge relationship contained in ta'wīl al-maqāṣidi as a theory of interpretation. His research measures were to collect information and data on the socio-religious and political setting in Egypt. Then search for the epistemes that shaped the knowledge of classical and modern Egyptian society, and then trace the network of power-knowledge in Egyptian society that shaped the knowledge of ta'wīl al-maqāṣidi.
As a result of a search of the intellectual networks of Egyptian Muslims found information that the dominance of modern intellectual discourse in Egypt was a reconstruction of Islamic science. His figures were generally spearheaded from alumni from French and Western Universities in general. Then this discourse shifted the attention of modern Egyptian intellectuals from pursuing the traditional sciences to the mondern-contemporary sciences. This dialectic of traditional and contemporary discourse gave birth to an alternative method referred to as ta'wīl al-maqāṣidi.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Ta’wīl al-maqāṣidi; Arkeologi Pengetahuan; Tradisi Penafsiran Klasik-Modern; Hermeneutik; Muhammad Sālim Abu Āṣī |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism |
Divisions: | Program Pascasarjana > Program Master (S2) > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2) |
Depositing User: | Miswan Miswan |
Date Deposited: | 10 Jul 2023 09:34 |
Last Modified: | 10 Jul 2023 09:34 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/20019 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year