Martini Kusumawati (1801016029), Bimbingan Vokasional Untuk Memunbuhkan Kemandirian Bagi Penyandang Disabilitas Sensorik (Studi di Komunitas Tuli Gresik “KoTuGres” binaan UPT Resource Center Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik).
Kesuksesan adalah impian bagi setiap indiividu. Mencapai kesuksesan yang tinggi tidaklah mudah, akan banyak kesulitan atau kegagalan-kegagalan yang akan dilewati. Tidak mudah bagi individu untuk dapat melewati kesulitan dan tantangan dalam proses kehidupan menuju pada tahap kemandirian hal inilah yang mempengaruhi kesuksesan seseorang apalagi bagi penyandang disabilitas. Maka dari itu dibutuhkan adanya bimbingan vokasional. Bimbingan vokasional adalah bimbingan dalam memilih bidang pekerjaan atau profesi, dalam mempersiapkan diri untuk memasukibidang tersebut dan menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dalam bidang pekerjaan tertentu sehingga mereka menjadi mandiri dan imampu bersaing di masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses bimbingan vokasional dan hasil dari bimbingan vokasional dalam proses kemandirian bagi disabilitas sensorik rungu dan mengetahui faktor penghambat dan pendukung proses bimbingan vokasional untuk menumbuhkann kemandirian bagi teman tuli di Komunitas Tuli Gresik binaan UPT Resource Center Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan kualitatif deskripsi dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi, dokumentasi dan analisis data temuan. Narasumber pada penelitian ini adalah pembina, staff, pengurus, pembimbing vokasional, dan teman tuli di Komunitas Tuli Gresik “KoTuGres”. Teknik validitas data menggunakan trianggulasi sumber sedangkan untuk analisis data penulisan menggunakan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa 1) Pelaksanaan bimbingan keterampilan fokasional untuk menumbuhkan kemandirian bagi penyandang disabilitas sensorik adalah dengan melakukan proses asessment yang diikuti oleh seluruh teman tuli dengan menuliskan kegiatan yang mereka sukai, sehingga menghasilkan lima kelas bimbingan vokasional yakni: kelas menjahit, kelas kerajinan tangan, kelas sablon, kelas desain grafis, dan kelas memasak. Dengan metode verbal dan non verbal, materi yang disesuaikan dengan kelas bimbingan, proses bimbingan yang sesuai dengan pemenuhan media dan alat-alat bimbingan sehingga mampu menumbuhkan kemandirian dalam hal percaya diri, mampu bekerja sendiri, menguasai keahlian sesuai pekerjaanya, menghargai waktu, tanggung jawab, memandang masa depan dengan optimis dan mandiri dalam hal ekonomi. 2) Faktor penghambat adalah: Kesibukan yang di alami teman tuli, kelas bimbingan vokasional make up kesulitan karena mereka tidak memiliki model, kelas bimbingan desain grafis tidak semua mengetahui cara kerja komputer, latar belakang pendidikan, tidak memiliki kemampuan yang sesuai. Faktor pendukung adalah: rasa semangat yang tinggi dalam diri teman tuli, pemenuhan kebutuhan media alat peraga dan bahan-bahan bimbingan vokasional, adanya mobil galery sebagai tempat pameran dan pemasaran hasil karya mereka, rasa tanggung jawab yang tinggi, mampu berkomunikasi dengan baik, mengikuti bimbingan vokasional dengan baik, cepat dalam memahami materi dan kepedulian pemerintah Gresik terhadap penyandang disabilitas.