Ikhlas merupakan kata yang sangat familiar dalam kehidupan masyarakat. Ikhlas bermakna kemurnian, sedangkan murni itu sendiri merupakan sesuatu yang masih asli dan tidak tercampur dengan sesuatu yang lainnya. Terlepas dari itu, ikhlas merupakan istilah yang sering kali kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Ikhlas biasanya dikaitkan dengan perilaku tolong-menolong yang menandakan adanya ketulusan hati di dalam melakukan perbuatan tersebut. Di dalam Al-Qur'an terdapat dalil-dalil terkait ikhlas bahwa terdapat banyak perbedaan antara ulama dan mufassir. Seperti Al-Ibriz Li Ma’rifati Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aziz karya KH. Bisri Mustofa dan tafsir Al-Iklil Fi Ma’ani Al-Tanzil karya KH. Misbah Mustafa yang memiliki persamaan dan perbedaan makna ayat ikhlas.
Penelitian ini merupakan bagian dari library research. Yaitu penelitian dengan sumber data kepustakaan seperti artikel, sumber buku, skripsi dan lain sebagainya dengan sifat penelitian yakni kualitatif. Oleh karenanya penelitian ini bersumber pada eksplorasi data-data kepustakaan yang berkaitan dengan tema penelitian yang akan dikaji yakni, lima ayat-ayat ikhlas yaitu ; Yusuf ayat 24, Al Baqarah ayat 139, An Nisa ayat 146, Az zumar ayat 2, dan Al A’raf ayat 29. Menurut penafsiran KH.Bisri Musthofa dalam kitab tafsir Al-Ibriz Li Ma’rifati Tafsir Al-Qur’an Al-‘Aziz ,dan menurut penafsiran KH.Misbah Musthofa dalam kitab tafsir Al-Iklil Fi Ma’ani Al-Tanzil. Metode yang digunakan dalam mengolah datanya penulis menggunakan metode deskriptif-analitis, yakni sebuah metode yang berupa mendeskripsikan data-data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dianalisis secara komprehensif.
Penelitian ini menghasilkan beberapa poin penting mengenai ikhlas menurut penafsiran KH. Bisri Mustofa terhadap 5 ayat tersebut diatas bermakna, Maksum/dijaga (Nanging rehning nabi Yusuf iku nabi kekasiheng pengeran kang tansah direkso saking lelakon kang ora bener), Memurnikan agama Allah Ta’ala (Lan ingsun tetep murnikaken agama marang Allah), memurnikan agamanya pada Allah Ta’ala (Lan murneake agamane marang Allah Ta’ala), Memurnikan ibadah kepada Allah Ta’ala, hanya karena Allah, tanpa ada kehendak lain (Murneake ngibadah marang Allah Ta’ala ojo nganti mambu sejo opo-opo kejobo namung kerono Allah Ta’ala), memurnikan agama Allah SWT (murneake agamo marang Allah Ta’ala ).Sedangkan menurut penafsiran KH. Misbah Mustafa memaknai ikhlas terhadap 5 ayat tersebut diatas di pilih (Mergo Yusuf iku setengah sangking kawulo ingsun kang ingsun pilih), dipilih 0leh Allah Ta’ala.(Dadi kito kang paling luwih utomo dipilih deneng Allah), memurnikan ibadahnya, ketaatannya hanya karena mengagungkan Allah Ta’ala (lan gelem murnekake ngibadahe ketho’atane melulu kerono ngagungake Allah), hanya mengagungkan Allah Ta’ala (supoyo ngibadah marang Allah kanthi ikhlas tegese melulu ngegungake Allah Ta’ala), memurnikan ibadah (Lan siro kabeh biso nyuwun opo-opo marang Allah kanthi murneake yen ngibadah).Sedangkan persamaan dan perbedaan di antara penafsiran dan makna 5 ayat-ayat ikhlas dalam Al-Qur’an tersebut bagi penafsiran KH.Bisri Musthofa dan KH.Misbah Musthofa tidak ditemukan persamaannya.