Penelitian yang menggunakan kajian Living Quran ini mngunggulkan pembahasan tentang pembacaan Q.S Al-Hasyr Ayat 21-24 sebagai wirid perlindungan rohani di UKM Pagar Nusa UIN Walisongo Semarang. Tradisi ini ini dilaksanakan setelah sholat subuh dan sholat magrhib. penulis memfokuskan penelitian ini pada sejarah tradisi pembacaan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai wirid perlindungan rohani, kemudian bagaimana praktik tradisi ini serta bagaimana pemaknaan oleh anggota UKM Pagar Nusa UIN Walisongo Semarang.
Dengan dasar permasalahan tesebut, penulis mengangkat tiga rumusan masalah. Pertama, bagaimana pandangan anggota UKM pada amalan wirid tersebut. Kedua, bagaimana praktik amalan wirid tersebut. dan yang ketiga, bagaimana makna maupun pengaruh pada anggota UKM Pagar Nusa yang mengamalkan wirid tersebut. Tujuan penelitian dalam skrpsi ini adalah untuk mengetahui jawaban dari rumusan masalah tersebut.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian field research (penelitian lapangan), yang meupakan penelitian deskriptif kualitatif dimana data-data yang didapatkan dari wawancara dan observasi. setelah data terkumpul penulis menganalisis data melalui tiga tahapan yaitu tahap reduksi, display, dan tahap verifikasi data. adapun metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sosiologi pengetahuan Karl Mannheim.
Penulis menunjukkan hasil dari penelitian ini yaitu: 1) tradisi pembacaan Q.S Al-Hasyr Ayat 21-24 sebagai wirid perlindungan rohani berasal dari Alm Hendro Syufa’at pada tahun 2019, beliau yang merupakan dewan khos Pagar Nusa Kota Semarang. dan beliau mengijazahkan amalan ini dengan tujuan untuk melindungi diri kita baik dari jasmani atau rohani. 2) tradisi pembacaan Al-Qur’an yang dilakukan setelah sholat maghrib dan subuh ini dengan membaca Q.S Al-Hasyr Ayat 21-24 yang dilakukan secara mandiri sekaligus secara rutin oleh anggota UKM Pagar Nusa UIN Walisongo Semarang yang sudah mendapatkan ijazah atau anggota tetap saja yang dapat mengamalkan praktik wirid perlindungan rohani ini, untuk mengamalkan praktik wirid ini perlu latihan pencak silat Pagar Nusa terlebih dahulu selama kurang lebih 2 tahun dan setelah itu di sahkan menjadi anggota tetap terlebih dahulu baru bisa mengamalkan praktik wirid ini. 3) tradisi ini dimaknai oleh anggota UKM Pagar Nusa UIN Walisongo sebagai muhasabah untuk diri sendiri, sebagai perlindungan dari serangan hal ghaib, sebagai bentuk latihan beristiqomah, sebagai simbol ke ta’dziman kepada Kyai, pasrah kepada Allah SWT dan lebih percaya diri, sebagai alat dzikir dengan tujuan berserah diri kepada Allah SWT, dan yang terahir berharap untuk mendapatkan ridho serta keberkahan dari Allah SWT.