Pernikahan merupakan suatu ikrar antara laki-laki dengan perempuan yang nantinya akan menjadi suatu keluarga. Pada budaya Indonesia tujuan setelah melakukan pernikahan yaitu memiliki anak, seperti slogan yang sering digunakan orang Indonesia “ banyak anak banyak rizki”. akan tetapi hal tersebut berbeda dengan perkembangan masyarakat saat ini, banyak perempuan yang sibuk dengan bekerja, sehingga mereka memilih hidup tanpa adanya anak yang sering disebut dengan childfree. Childfree sering dianggap sebagai problem bagi masyarakat padahal bagi seseorang yang memilih childfree mengambil keputusan dalam keadaan sadar dengan pertimbangan bersama pasangan bahkan pertimbangan bersama keluarga besar. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu childfree dalam al-Qur’an dalam pandangan maqasid syari’ah jasser auda. maqasid syari’ah jasser auda berperan sebagai pisau analisis. Pendekatanyang digunakan menggunakan metode kualitatif dengan kajian kepustakaan. Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ayat-ayat yang berhubungan dengan tujuan pernikahan maupun ayat-ayat yang menjelaskan makna childfree secara implisit. Sedangkan sumber sekunder dalam penelitian ini yaitu buku, journal, artikel dan tesis yang berhubngan dengan childfree. Adapun cara yang digunakan dalam mengumpulkan data dengan menggunakan pengelompokan ayat yang berhubungan dengan childfree dan menganalisis ayat yang berhubungan kemudian dipahami dengan menggunakan pendekatan sistem yang dimiliki jasser auda yaitu kognisi, menuju holisme, keterbukaan, multidimensional dan kebermaksudan. Maka, dapat diketahui bahwa tujuan pernikahan pada fitrah manusia yaitu memiliki anak atau menjaga berlangsungnya keturunan. Akan tetapi, childfree merupakan sebuah pilihan hidup seseorang yang tidak dapat di tentukan boleh atau tidaknya dalam hukum Islam dengan tujuan childfree dipilih dengan adanya hambatan tertentu, jika memiliki anak akan membahayakan diri seseorang.

ABSTRACT:
Marriage is a pledge between a man and a woman who will later become a family. In Indonesian culture, the goal after getting married is to have children, like the slogan that is often used by Indonesians "many children, lots of good fortune". However, this is different from the development of today's society, many women are busy with work, so they choose to live without children, which is often referred to as childfree. Childfree is often seen as a problem for society even though for someone who chooses childfree to make decisions in a conscious state with consideration with their partner and even with the extended family. The problem in this study is childfree in the Qur'an in the view of the maqasid syari'ah jasser auda. maqasid syari'ah jasser auda acts as an analytical knife. The approach used is using qualitative methods with literature review. The primary sources used in this study are verses related to the purpose of marriage as well as verses that implicitly explain the meaning of childfree. While the secondary sources in this study are books, journals, articles and theses related to childfree. The method used in collecting data is by grouping verses related to childfree and analyzing related verses and then understanding them using a systems approach that belongs to Jasser Auda, namely cognition, towards holism, openness, multidimensionality and meaning. So, it can be seen that the purpose of marriage in human nature is to have children or maintain the continuity of offspring. However, childfree is a person's life choice that cannot be determined whether or not it is permissible in Islamic law with the aim that childfree is chosen with certain obstacles, if having children will endanger someone's self.