Terdapat eksternalitas yang tidak dapat dihindari bagi orang lain dan lingkungan sekitar dalam setiap kegiatan usaha, baik itu usaha peternakan ayam skala kecil maupun skala besar. Eksternalitas merupakan kebutuhan yang perlu diketahui oleh para pelaku ekonomi. Eksternalitas merupakan dampak positif atau negatif dari keberadaan suatu bisnis. Eksternalitas negatif adalah apabila pengaruh eksternalitas tersebut bersifat merugikan. Sebaliknya, jika pengaruh itu menguntungkan, maka disebut sebagai eksternalitas positif. Kegiatan usaha akan memiliki efek positif dan negatif. Di Desa Sidomakmur, ayam petelur dipelihara di tengah-tengah lingkungan yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat. Pencemaran lingkungan merupakan salah satu eksternalitas negatif yang ditimbulkan oleh peternakan ayam yang terletak dekat dengan pemukiman penduduk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui eksternalitas keberadaan peternakan ayam ras petelur terhadap keadaan sosial ekonomi masyarakat di Desa Sidomakmur.
Penelitian lapangan dengan metodologi deskriptif adalah jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif. Metode yang digunakan untuk memperoleh data, meliputi dokumentasi, wawancara, dan observasi. Metode analisis data meliputi reduksi data, visualisasi data, dan penarikan kesimpulan.
Temuan menunjukkan bahwa polusi udara dan kebisingan adalah eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari peternakan ayam ras petelur. Sedangkan eksternalitas positif dari peternakan ayam ras petelur antara lain terciptanya peluang usaha baru, tersedianya pupuk kandang, ayam petelur afkir (ayam petelur yang sudah tua) dijual dengan harga lebih murah, dan terciptanya lapangan kerja. Sosial ekonomi masyarakat di Desa Sidomakmur dipengaruhi oleh eksternalitas yang ditimbulkan oleh peternakan ayam ras petelur. Dalam penelitian ini kondisi sosial ekonomi diukur dengan menggunakan lima indikator yaitu pendidikan, mata pencaharian, pendapatan, kesehatan, dan kepemilikan fasilitas hidup. Apabila dikaitkan dengan prinsip ekonomi Islam, secara langsung maupun tidak langsung telah mempraktekkan prinsip keadilan, prinsip ta’awun, dan prinsip maslahat.