Konsep kaya menurut Al-Qur’ān : kajian tafsir Mauḍū’ī
Faradina, Gita Nurul (2022) Konsep kaya menurut Al-Qur’ān : kajian tafsir Mauḍū’ī. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.
Skripsi_1904026178_Gita_Nurul_Faradina.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.
Download (2MB)
Abstract
Manusia tidak akan terlepas dari harta. Sebagai seorang muslim pun dalam menjalankan ibadah ataupun muamalah membutuhkan harta, misalnya haji. Kenyataannya, banyak muslim yang belum bisa melaksanakan haji karena kendala finansial. Kendala finansial ini bisa disebabkan karena dua hal, yaitu secara internal (habit, soft skill, hard skill) maupun secara eksternal (tingkat pendidikan, lingkungan, orang tua). Hal ini diperparah dengan stereotip para da’i misalnya di kanal Youtube Teuku, ia berkata bahwa Allah menyegerakan nikmat orang kafir di dunia sedangkan orang muslim di akhirat nanti. Hal ini bisa menjadi mental block bagi muslim sehingga pasrah dengan keadaan dan enggan berkembang menuju tujuan finansial yang mapan. Juga dalam ḥadīṡ riwayat at-Tirmiżi tentang Nabi berdoa agar dihidupkan dan dimatikan dalam keadaan miskin karena orang miskin akan lebih dulu masuk surga daripada orang dengan kekayaan lebih. Padahal jika ditelisik lebih lanjut ḥadīṡ ini adalah ḥadīṡ garib yang tidak bisa dijadikan ḥujjah. Bisa dilihat bahwa menjadi kaya tidak dilarang karena bisa memudahkan kita dalam banyak hal. Akan tetapi, definisi kaya setiap orang berbeda-beda. Oleh sebab itu, penulis tertarik mengkaji konsep kaya dalam al-Qur’ān dan implementasinya di era sekarang ini. Untuk menjawab problematika tersebut, penulis menggunakan pendekatan tafsir Mauḍū’ī dengan menggunakan analisis deskriptif. Dengan cara tersebut, penulis menghasilkan temuan bahwa orientasi kekayaan menurut al-Qur’ān bukanlah orientasi duniawi, tetapi lebih kepada orientasi ukhrawi (kaya batin). Menjadi kaya penting untuk memenuhi kebutuhan hidup baik dalam hal ibadah maupun muamalah. Tetapi ada hal yang lebih penting, yaitu kaya secara hati karena jika kaya secara finansial tetapi tidak digunakan di jalan Allah maka harta tersebut sia-sia dan tidak mendatangkan manfaat di akhirat kelak. Jadi, di sini diperlukan konsep keseimbangan terhadap kehidupan dunia maupun akhirat.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kaya; Tafsir Al-Qur’ān; Tafsir Mauḍu’i |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1226 Interpretation and Criticism 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.1 Sources of Islam > 297.12 Al-Quran and Hadith > 297.122 Al-Quran > 297.1228 Nonreligious subjects treated in the Al-Quran |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Humaniora > 76231 - Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Depositing User: | Rahmat Darmawan Nitimartono |
Date Deposited: | 29 Jul 2023 07:06 |
Last Modified: | 29 Jul 2023 07:06 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/20181 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year