Perlawanan masyarakat kota terhadap negara dalam penanganan covid-19 : studi kasus di Kelurahan Tajur Ciledug Kota Tangerang

Reksa, Muhammad Handika (2022) Perlawanan masyarakat kota terhadap negara dalam penanganan covid-19 : studi kasus di Kelurahan Tajur Ciledug Kota Tangerang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1806016014_Muhammad_Handika_Reksa] Text (Skripsi_1806016014_Muhammad_Handika_Reksa)
Skripsi_1806016014_Muhammad_Handika_Reksa.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (1MB)

Abstract

Pandemi Virus Covid-19 yang berasal dari Kota Wuhan China memberikan dampak yang signifikan untuk beberapa negara di dunia khususnya di Indonesia. Sektor yang terdampak dari Covid-19 ini sendiri yang utama adalah dari sektor ekonomi, sosial, dan Kesehatan. Hal tersebut yang membuat pemerintah Indonesia mengambil Langkah untuk menghadapi pandemi Covid-19 dengan cara membuat kebijakan PSBB dan PPKM level 1-4. Kebijakan yang dibuat pemerintah tersebut mendapat penolakan hingga perlawanan yang hampir terjadi di seluruh bagian wilayah Indonesia. Melihat kondisi tersebut mendorong peneliti untuk menemukan penyebab dari perlawanan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 dan bagaimana masyarakat kota memaknai Covid-19. Dengan mengkaji kasus perlawanan masyarakat kota terhadap negara dalam penanganan Covid-19 (Studi Kasus Di Kelurahan Tajur Ciledug Kota Tangerang). Kajian ini akan menjawab tiga pertanyaan penelitian. Pertama Bagaimana masyarakat Kelurahan Tajur memaknai Covid-19? Kedua Bagaimana bentuk-bentuk perlawanan masyarakat di Kelurahan Tajur terhadap Covid-19? Dan yang terakhir, Mengapa masyarakat di Kelurahan Tajur melakukan perlawanan terhadap upaya negara dalam penanganan Covid-19?.
Kajian ini menggunakan dua teori, yang pertama teori resistensi James Scott dan yang kedua teori Rational Choice dari James Coleman. Teori resistensi James Scott menjelaskan perlawanan kaum tani akibat Tindakan semena-mena yang dilakukan dari kaum proletar. Sedangkan teori Rational Choice menjelaskan manusia adalah sebagai aktor dalam suatu pemilihan dalam hidupnya yang diikuti dengan kuasa sumber daya. Kajian studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan naratif untuk mendapatkan data terkait bagaimana masyarakat Kelurahan Tajur memaknai Covid dan terkait perlawanan serta faktor masyarakat Kelurahan Tajur tidak kooperatif terhadap kebijakan penanganan Covid-19. Wawancara dan observasi dilakukan untuk mendapatkan data primer dan data sekunder didapatkan dari berupa dokumen, dan beberapa kajian terdahulu terkait perlawanan terhadap kebijakana penanganan Covid-19.
Hasil peneltian ini mengungkap bahwa masyarakat Kelurahan Tajur memaknai Covid-19 yaitu melihat Covid-19 sebagai konspirasi dan wabah penyakit dari Tuhan YME dan masyarakat hidup dengan kondisi kebijakan new normal. Kajian ini menemukan bentuk-bentuk perlawanan yang dilakukan masyarakat di ruang publik dengan tetap melakasanakan kegiatan masyarakat dan berkumpul (arisan) dan melaksanakan acara keagamaan. Kedua perlawanan secara tertutup yaitu perlawanan dengan cara menggosip dan menarik rasa hormat terhadap pemerintah, tidak menggunakan masker saat bepergian di luar rumah dan menolak vaksinasi Covid-19. Kajian ini juga menemukan beberapa faktor yang menelatarbelakangi masyarakat melakukan perlawanan terhadap kebijakan penanganan Covid-19 diantaranya adalah pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, social distancing merangkeng aktivitas sosial, pembagian BLT dan sembako yang tidak merata, sarana Kesehatan yang tidak siap menghadapi Covid-19, dan yang terakhir adalah bencana banjir membuat kebijakan penanganan Covid-19 tidak berjalan dengan semestinya.

The Covid-19 Virus Pandemic originated in Wuhan, China, has significantly impacted several countries worldwide, especially Indonesia. The main sectors affected are the economy, society, and health. This made the Indonesian government take initiative steps to deal with the Covid-19 pandemic by authorizing PSBB (Large-Scale Social Restrictions) and PPKM (Community Activities Restrictions Enforcement) levels from 1-4. The policies made by the government were rejected and even resisted in almost all parts of Indonesia. These conditions prompted the researcher to find the cause of why the society opposed government policies in handling Covid-19 and how urban people understand Covid-19 by examining a case of urban society's resistance to the country's policy in managing Covid- 19 (Case Study in the Tajur Ciledug Village, Tangerang City). This study will answer three research questions. First, how do the people of the Tajur Village interpret Covid-19? Second, what forms of community resistance happened in the Tajur Village? And finally, why do the Tajur Sub-District people resist the government's efforts to handle Covid-19?
This study uses two theories. The first is James Scott's resistance theory, and the second is James Coleman's Rational Choice theory. James Scott's idea of resistance explains the peasantry's opposition as a result of arbitrary actions by the proletariat. Meanwhile, the Rational Choice theory explains that humans are actors in their lives choice, followed by the power of resources. This study uses a qualitative research method with a case study approach to obtain data on how people of the Tajur sub-district see Covid-19 and the factors of the Tajur sub-district community not being cooperative towards the government's policy in handling Covid-19. The researcher conducted interviews and observations to obtain primary and secondary data from documents and previous studies on opposition to procedures for handling Covid-19.
This study will reveal how people of the Tajur sub-district interpret Covid-19 by seeing it as a conspiracy and an outbreak of disease from God Almighty and people living under the conditions of the New Normal policy. This study found forms of resistance by society in public spaces by purposely continuing to carry out community activities and gatherings, holding religious events, and refusing vaccinations. The other forms of reticent resistance

are gossiping and pulling out respect for the government. Also, not wearing masks when traveling outside the house. This study also found several factors that motivated the public to fight against the policy, including difficulties in fulfilling the needs of daily life, social distancing policy desolating social activities, lack of evenly distributed cash transfers and groceries by the government, and health facilities that were not ready to face Covid-19. Finally, the flood disaster made the policy for handling Covid-19 didn't work correctly.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Perlawanan; Masyarakat kota; Covid-19; Kebijakan; James Coleman; James Scott
Subjects: 300 Social sciences > 320 Political science (Politics and government) > 322 Relation of state to organized groups
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik > 67201 - Ilmu Politik
Depositing User: Rahmat Darmawan Nitimartono
Date Deposited: 29 Jul 2023 07:45
Last Modified: 29 Jul 2023 07:45
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/20208

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics