Pembiayaan merupakan salah satu fungsi bank syariah. Dalam menjalankan fungsi pembiayaan, bank syariah akan menghadapi tantangan besar yaitu terjadinya risiko pembiayaan. Di dalam hal ini, tingkat pembiayaan bermasalah dapat ditunjukkan dengan rasio NPF. Non Performing Financing (NPF) adalah sebuah indikator yang menunjukkan risiko kerugian karena pembiayaan. Semakin tinggi rasio NPF, maka semakin buruk kondisi bank tersebut, begitupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Total Pembiayaan, Inflasi, dan Gross Domestic Product (GDP) terhadap Non Performing Financing (NPF) Bank Pembiayaan Rakyat Syariah di Indonesia.
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Periode 2016 sampai dengan 2020. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria yang ditentukan, diperoleh 10 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linear berganda dengan SPSS versi 20.0.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Variabel Pembiayaan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap NPF dengan koefisien regresi sebesar -2,660 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,011, (2) Variabel Inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap NPF dengan koefisien regresi sebesar 0,990 dan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,327,dan (3) Variabel GDP tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap NPF dengan koefisien regresi sebesar -0,650 dan nilai signifikansi 0,519.