Parawisata memiliki peran yang cukup strategis karena memiliki pengaruh terhadap masyarakat baik dari tingkat local, regional, serta nasional. Karena parawisata sendiri memiliki hubungan antara social, budaya, ekonomi dan politik. Karena saat ini control pengembangan desa wisata tidak hanya dikendalikan oleh negara atau pemerintah daerah namun bisa di control langsung oleh Desa yang menetap pada wilayah tersebut. Seperti Desa Nyatnyono yang memiliki berbagai macam potensi wisata yang unik seperti wisata alam yang khas dan wisata religi yang kuat, namun dari keunikan desa wisata tersebut masyarakat desa Nyatnyono tidak bisa menjual potensi dari desa wisata tersebut. Fokus penelitian dalam skripsi ini ialah melihat, studi pengembangan desa dalam perspektif politik parawisata. Dengan fokus kajian, landasan pengembangan desa wisata Nyatnyono, pengelolaan desa Nyatnyono, serta siapa aktor dominan dan strategis dalam potensi desa nyatnyono.
Dalam penelitian ini ditulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus guna mendapatkan informasi secara mendalam dan komprehensif dari pengembangan desa wisata Nyatnyono. Pada penelitian ini menggunakan teori yakni, konsep Desa Wisata dengan penekanan teori adalah Colaborative Governance. Penggunaan metode dan teori yang dipilih penulis untuk menganalisis hasil temuan secara mendalam dan komprehensif.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Desa Nyatnyono dalam pengelolaan Desa Wisata dinilai sudah terlaksana secara mandiri dalam pengamplikasiannya namun, peneliti masih menemukan sedikit uraian masalah seperti koflik internal antara perangkat desa dengan pengurus wisata dimana tidak adanya kesinambungan dalam pengembangan desa wisata Nyatnyono. Sehingga dari faktor tersebut yang menyebabkan lambatnya peningkatan desa wisata Nyatnyono sebagai desa wisata religi, yang mempengaruhi aspek ekonomi, social dan politik desa

ABSTRACT:
Tourism has a strategic role because it has an influence on society at the local, regional, and national levels. Because tourism itself has a social, cultural, economic, and political context. Because tourism village development is currently controlled not only by the state or regional government, but can also be controlled directly by the villages that live in the area, like Nyatnyono Village, which has a variety of unique tourism potentials such as unique natural tourism and strong religious tourism, but because of the uniqueness of this tourist village, the Nyatnyono village community cannot sell the potential of this tourist village. The focus of the research in this thesis is to look at village development studies from a tourism-political perspective. With the focus of the study, the basis for the development of the Nyatnyono tourism village, the management of the Nyatnyono village, and who are the dominant and strategic actors in the potential of the Nyatnyono village.
This research was written using qualitative research methods with a case study approach in order to obtain in-depth and comprehensive information about the development of the Nyatnyono tourism village. In this study, two theories were used: Tourism Village concept with an emphasis on theory Collaborative Governance. The use of methods and theories chosen by the author to analyze the findings in depth and comprehensively.
The results of this study indicate that Nyatnyono Village's management of the tourism village is considered to have been carried out independently in its application; however, researchers still find a few descriptions of the problem, such as internal conflict between village officials and tourism administrators where there is no continuity in the development of the Nyatnyono tourism village. These factors have caused the slow progress of the Nyatnyono tourism village as a religious tourism village, which affects the economic, social, and political aspects of the village.