Kajian politik tata ruang adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat memaknai sebuah ruang, bagaimana pemerintah melakukan dan melaksanakan kebijakan mengenai tata ruang kota yang digagaskan oleh Henry Lefebvre dan dampak yang ditimbulkan atas kebijakan yang dipilih serta keterlibatan diluar pemerintah yaitu masyarakat itu sendiri. Dalam penelitian ini difokuskan pada permukiman yang ada di kelurahan medan satria. Hal yang menjadi pembahasan utama adalah mengenai penataan ruang permukiman kumuh di dekat pusat kota, karena permaslahan ini mampu dilihat dari studi tentang politik tata ruang.
Kelurahan Medan Satria merupakan wilayah padat penduduk di Kota Bekasi yang memiliki beberapa permasalahan khususnya pada permukiman kumuh. Dikarenakan praktik pembangunan dan penyelesaian permasalah permukiman kumuh di Kelurahan Medan Satria tidak kunjung mengalami perubahan. Yang padahal di dalam suatu pembangunan terdapat banyak pihak terkait, terlebih Kelurahan Medan Satria merupakan Kawasan yang dekat dengan pusat kota, namun penataan tata ruang di Kelurahan Medan Satria belum sesuai sebagaimana mestinya.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. penulis mencoba memahami penataan ruang kawasan permukiman kumuh melalui pengamatan secara menyeluruh dengan menjadikan penulis sebagai alat utama pada proses pengumpulan informasi terhadap peristiwa yang penulis teliti guna menjawab rumusan masalah. Berdasarkan kejadian yang akan diteliti maka penelitian ini sangat sesuai untuk menggunakan pendekatan studi kasus untuk membantu penelitian kualitatif deskriptif, dengan menjelaskan dan mengemabangkan analisis secara detail pada penelitian penataan ruang permukiman kumuh di Kelurahan Medan Satria.
Hasil penelitian di lapangan dapat ditarik kesimpulan bahwa Teori tata ruang yang diusung oleh Henry Lefebvre tidak sepenuhnya diaplikasikan di Kota Bekasi terutama di Kelurahan Medan Satria mengenai permukiman kumuh. Karena satu sisi masyarakat juga ingin memiliki masa depan yang baik dengan lingkungannya. Namun disisi lain, pemerintah juga belum mampu untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut mengingat banyak keterbatasan yang dimiliki. Kawasan permukiman kumuh tidak luput dari faktor sosial dan politik. Faktor sosial yang ada meliputi daya Tarik perkotaan, sosial budaya, status kepemilikan bangunan, dan faktor lama tinggal penghuni. Dalam faktor politik yaitu terdapat peran pemerintah dalam mengatasi permukiman kumuh menggunakan payung hukum yang telah dibuat.

ABSTRACT:
The study of spatial politics is how the government and society make sense of a space, how the government carries out and implements policies regarding urban spatial planning initiated by Henry Lefebvre and the impacts that have arisen on the policies chosen and involvement outside the government, namely the community itself. In this study focused on settlements in the Medan Satria Village. The main topic of discussion is the spatial arrangement of slum settlements near the city center because this problem can be seen from studies of spatial politics.
Medan Satria Village is a densely populated area in Bekasi City which has several problems, especially in slums. Because the practice of building and solving slum settlement problems in the Medan Satria Village has not changed. Even though in a development there are many related parties, especially the Medan Satria Village is an area close to the city center, but the spatial arrangement in the Medan Satria Village is not as appropriate as it should be.
The method used in this research is descriptive qualitative method with a case study approach. the writer tries to understand the spatial planning of the slum area through thorough observation by making the writer the main tool in the process of gathering information about the events that the writer researches in order to answer the problem formulation. Based on the events to be studied, this research is very suitable for using a case study approach to assist descriptive qualitative research, by explaining and developing a detailed analysis of spatial planning research on slum settlements in Medan Satria Village.
From the results of interviews in the field it can be concluded that the spatial theory proposed by Henry Lefebvre is not fully applied in Bekasi City, especially in the Medan Satria Village regarding slums. Because one side of society also wants to have a good future with its environment. But on the other hand, the government has not been able to fulfill all these needs considering the many limitations it has. Slum settlement areas are not spared from social and political factors. Existing social factors include urban attractiveness, social culture, building ownership status, and the length of stay of residents. In terms of political factors, there is the government's role in overcoming slum settlements using the legal umbrella that has been created.