Indonesia terdiri dari masyarakat multikultural yang menjadikan ciri khas bangsa dengan segala aspek keberagamannya. Dengan adanya masyarakat yang multikultural maka fenomena kehidupan harmonis dan damai tidak selalu terjadi di Indonesia. Ketegangan dan masalah multikulturalisme kerap kali muncul pada masyarakat Indonesia seperti segi ras, bahasa, agama, suku, tradisi, serta budaya yang dapat menjadikan tantangan dalam kehidupan berbangsa serta bernegara.Maka dari itu dibutuhkan perjuangan guna mewujudkan keharmonisan dan kerukunan dalam tatanan masyarakat. Berbagai tragedi ketidakharmonisan masyarakat Indonesia sering terjadi akibat mininya kesadaran dalam multibudaya, minimnya moderasi beragama dalam mengelola keberagamaan masyarakat, yang menyebabkan terjadinya gesekan horizontal yang berujung pada perpecahan dan pertikaian.
Jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi. Data utama dalam penelitian ini tentunya Channel Youtube Al-Bahjah TV. Selanjutnya teknik analisis data menggunakan analisis ini (content analysis) dengan cara mengidentifikasi isi dakwah Buya Yahya tersebut menggunakan metode yang sudah diterapkan yaitu merumuskan pertanyaan penelitian yang dipergunakan dalam analisis konten tentang Moderasi Beragama pada Channel Youtube Al- Bahjah TV kemudian menganalisis data tersebut. Melakukan penulisan Dakwah Buya Yahya tentang Moderasi Beragama ini dapat diketahui makna-makna yang tersirat dengan menggunakan metode Analisis Wacana Model Van Dijk. Metode tersebut menganalisis wacana pada konten Youtube Al-Bahjah TV dengan tema Moderasi Beragama. Analisis tersebut terdapat tiga aspek yaitu tentang analisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga aspek yaitu secara analisis teks, kognisi sosial dan analisis sosial yaitu Buya Yahya dalam ceramahnya menekankan bahwa moderasi beragama di Indonesia itu moderat dan tidak extreem adanya penyusup-penyusup dari luar membawa pemahaman yang berbeda disitulah muncul konflik-konflik baru.Mungkin pada diri seseorang kurangnya kekuatan dalam meyakini keyakinan yang sudah ada sejak dulu itu tidak kuat, sehingga mudah dipengaruhi oleh penyusup-penyusup tersebut yang tidak benar membawa pemahaman yang sesat.