Komunikasi persuasif merupakan suatu teknik membujuk komunikan dan mempengaruhi pikiran, ide, dan gagasan unruk mengikuti pesan dengan tanpa memaksa dan komunikan berhak untuk menerima atau menolak pesan. Dengan teknik komunikasi yang tepat, mampu merubah sikap seseorang. Permasalahan mengenai banyaknya kasus bunuh diri di Korea Selatan dan Indonesia menjadikan suatu permasalah sendiri bagi dua negara. Banyak cara untuk menyadarkan bahaya dan media edukasi pentingnya pencegahan bunuh diri. Salah satunya menggunakan media film dengan genre drama Korea “Tomorrow” yang mengangkat isu pencegahan bunuh diri lewat komunikasi antar komunikator dan komunikan.
Jenis penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan komunikasi islami yang bertujuan untuk mengetahui teknik komunikasi persuaif apa yang digunakan dalam percakapan komunikator dan komunikan, dan bagaimana komunikasi islami meninjau kalimat persuasifnya. Sumber data primer penelitian ini adalah drama korea “Tomorrow” episode 2, 4, 5, 7, dan 10 yang diperoleh dari aplikasi Netflik. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis isi Klaus Krippendorf meliputi unitizing, sampling, recording, reducing, inferring, narrating.
Hasil penelitian menemukan bahwa dalam drama Korea “Tomorrow” terdapat teknik komunikasi persuasif : teknik asosiasi, teknik integrasi, teknik pay off dan fear arrousing, teknik icing (tataan), dan teknik red-herring. Kemudian dalam kalimat-kalimat tersebut bila ditinjau dari prinsip komunikasi islami, terdapat beberapa jenis, yakni qaulan syadidan, qaulan ma’rufan, qaulan maysuran, qaulan kariman, qaulan baligha, dan qaulan layyinan.