Masyarakat marginal memiliki ekonomi rendah dan pengetahuan agama yang minim. Mereka hanya fokus mencari uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hal itu membuat ibadah yang mereka jalani hanya sebatas yang mereka tahu tanpa memahami kebenarannya. Pemimpin di TBM Sakila Kerti Terminal Kota Tegal dibantu oleh penyuluh agama Islam selaku orang yang mampu dalam bidang membimbing dan menyuluh mengenai ilmu agama Islam, mengadakan program salat dhuha untuk menjadikan masyarakat marginal dari masyarakat yang awalnya tergolong kategori rendah menjadi kategori berkah. Salat dhuha yang masyarakat marginal lakukan awalnya membuat mereka ragu akan fadhillahnya karena mereka banyak yang belum memahami salat dhuha, bahkan beberapa dari mereka merasa keberatan untuk melaksanakannya karena di pagi hari mereka harus bergegas untuk bekerja jadi mereka takut salat dhuha akan mengganggu aktifitas berjualannya, tetapi dengan bimbingan yang penyuluh TBM berikan secara rutin membuat masyarakat marginal mulai istikamah dalam melaksanakan salat dhuha sampai menjadi kebiasaan dalam melaksanakan salat dhuha
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah penyuluh agama Islam, masyarakat marginal dan pimpinan Sakila Kerti Kota Tegal, lalu untuk sumber data sekunder penulis merujuk pada penelitian terdahulu, jurnal, dan buku-buku. Data diperoleh dari hasil penelitian menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun sumber keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode analisis dalam penelitian ini yaitu reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini bahwa: 1) arti penting pembiasaan salat Dhuha bagi masyarakat marginal, yakni menyadari adanya perubahan positif dalam hidupnya akan dampak fadhilah dari membiasakan salat dhuha yakni merasakan perasaan yang tenang dan hidup yang damai karena rezeki mereka yang lancar, pahala yang banyak, serta harapan untuk diampuni dosa-dosanya oleh Allah SWT. 2) Bimbingan salat dhuha dilaksanakan menggunakan metode wawancara dengan pendekatan personal, dan menggunakan metode langsung dengan pendekatan kekeluargaan. Materi yang diberikan yakni materi akidah akhlak bertujuan menjadikan masyarakat marginal menjalani kehidupannya dengan ketentuan yang sudah Allah tetapkan, materi fiqih ibadah bertujuan agar masyarakat marginal mengamalkan ibadah wajib dan sunnah seperti salat dhuha, materi bacaan do’a-do’a bertujuan supaya meyertakan Allah dalam segala sesuatunya. Kegiatan bimbingan agama Islam yang dilaksanakan di TBM Sakila Kerti cukup efektif untuk memenuhi pembiasaan salat dhuha karena masyarakat marginal selalu ikut serta dan sadar dengan sendirinya dalam mengikuti salat dhuha dengan harapan mereka dapat belajar hal baru dari membiasakan salat dhuha.