Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya penundaan keberangkatan haji pada tahun 2020 karena adanya pendemi covid-19, yang mengakibatkan seluruh kegiatan yang ada kaitannya dengan haji juga ikut tertunda, termasuk pelayanan kesehatan pada Puskesmas Tlogosari Wetan yang sebelumya dilakukan secara rutin setiap tahun untuk memeriksa kesehatan jemaah haji, kini pada waktu pandemi pelayanan kesehatan ditunda, hingga pada tahun 2022 mulai diadakan kembali untuk memeriksa ulang kesehatan jemaah. Kebijakan dan beberapa upaya juga tidak luput dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan pandemi ini. Sehingga dengan hal ini perlu diketahui bagaimana pengoptimalan dalam pelayanan kesehatan apabila terjadi hal yang demikian, agar dampak yang ditimbulkan dapat diminimalisir.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis bagaimana optimalisasi pelayanan kesehatan yang diterapkan oleh Puskesmas Tlogosari Wetan dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi calon jemaah haji agar memenuhi syarat Istitha'ah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuaitatif dengan pendekatan manajemen dan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumnetasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah dengan menggunakan teknik analisis model Miles dan Huberman dengan pemaparan secara sistematis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan di Puskesmas Tlogosari Wetan memiliki kualitas yang optimal, hal ini ditunjukkan dari wawancara dan sebaran angket tentang kualitas layanan yang meliputi lima indikator pelayanan yaitu tangible (bukti fisik), yaitu Puskesmas Tlogosari Wetan memiliki gedung yang memadai, dan memiliki ruang LAB sendiri, dari dimensi reliability (kehandalan) pegawai tepat waktu dalam memberikan pelayanan, dari dimensi responsive (daya tanggap) para pegawai memberikan informasi sesuai dengan yang dibutuhkan para jemaah dan sesuai SOP, dari dimensi assurance (jaminan) menunjukan bahwa para pegawai juga memiliki kredibilitas yang tinggi dalam memberikan pelayanan, dan dimensi yang kelima yaitu emphaty (empati) para petugas memberikan tanggapan yang baik serta komunikasi yang mudah dipahami bagi para jemaahnya.