Film menjadi salah satu bentuk komunikasi massa elektronik yang mengkombinasikan dua piranti audio dan visual yang mampu menampilkan kata-kata, bunyi, dan citra. Melalui citra yang dibangun, dan karakter-karakter yang terdapat dalam cerita tersebut mengirimkan pesan dengan menyentuh aspek psikologis khalayak. Representasi pesan yang –tidak sanggup disampaikan lewat narasi– verbal ataupun perkataan, dapat dikemas dan diwakilkan melalui film.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana film “Hari yang Dijanjikan” merepresentasikan syukur. Bersyukur dalam Islam tidak terbatas pada ucapan alhamdulillah atau terima kasih. Terdapat tiga macam syukur berdasarkan wilayah nampaknya, yaitu syukur dengan hati (bi qolbi), syukur dengan lisan (bi lisan) dan syukur dengan anggota tubuh (bi jawarih). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang banyak dipakai untuk meneliti dokumen berupa teks, gambar, simbol, dan sebagainya. Jenis data dalam penelitian ini adalah data audio dan visual berupa gestur, ekpresi, latar musik, dialog serta narasi kode-kode yang berkaitan nilai-nilai syukur. Sedangkan teknik pengumpulan datanya adalah dengan teknik dokumentasi elektronik film yang diunduh melalui website klikfilm.com dengan judul “Hari yang Dijanjikan” (2021).
Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik Charles Sanders Peirce dimana terdapat konektivitas antara sign/representament, object, dan interpretant. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syukur dalam “Film Hari yang Dijanjikan” direpresentasikan melalui keadaan seorang berdoa, aksi solidaritas, memberikan pertolongan semata-mata karena kemurahan hati, sanjungan atau ucapan hamdallah baik itu diucapkan secara lisan maupun lewat hati (voice over) oleh pemeran film.