Pelaksanaan konseling individu dalam mengatasi distorsi kognitif pada penyandang tunanetra di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bojongbata Pemalang

Pamungkas, Rizka Alfa (2022) Pelaksanaan konseling individu dalam mengatasi distorsi kognitif pada penyandang tunanetra di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bojongbata Pemalang. Undergraduate (S1) thesis, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

[thumbnail of Skripsi_1701016023_Rizka_Alfa_Pamungkas] Text (Skripsi_1701016023_Rizka_Alfa_Pamungkas)
Skripsi_1701016023_Rizka_Alfa_Pamungkas.pdf - Accepted Version
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial No Derivatives.

Download (2MB)

Abstract

Distorsi kognitif adalah penyimpangan pemikiran atau pola pikir tidak rasional yang menyebabkan gangguan psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk distorsi kognitif yang dialami oleh penyandang tunanetra dan mengetahui proses pelaksanaan konseling individu dalam mengatasi distorsi kognitif pada penyandang tunanetra di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bojongbata Pemalang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data primer pada penelitian ini di antaranya ada pekerja sosial dan penyandang tunanetra usia remaja. Sumber data sekundernya ada buku, jurnal, dokumen yang berkaitan dengan penelitian, foto dll. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi. Sedangkan untuk teknik analisis data melalui tiga tahap; reduksi data, penyajian data dan verifikasi atau penyimpulan data.
Pertama, hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk distorsi kognitif penyandang tunanetra di Panti Pelayanan Sosial Lanjut Usia Bojongbata Pemalang berupa mind reading seperti menyimpulkan dari apa yang dilihat tanpa adanya bukti, self blame seperti menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian di luar kendalinya, catastrophizing seperti berasumsi bahwa hal-hal buruk akan terjadi karena ketunanetraan yang dialaminya, fortune seperti memprediksi hal-hal yang akan datang di masa depan bernasib buruk, all or nothing thingking seperti merasa tidak akan pernah bisa meskipun sudah belajar, dan labeling seperti individu memberikan x
label bahwa dirinya bodoh. Kedua, proses pelaksanaan konseling individu terdiri dari tiga tahap yaitu tahap awal (membangun hubungan yang baik dengan klien, kesukarelaan klien dan kontrak waktu), tahap pertengahan (menjelajahi permasalahan klien dan mengembangkan hubungan konseling yakni empati) dan tahap akhir (memberikan kesimpulan hasil pelaksanaan konseling). Teknik yang digunakan konselor yaitu cognitive restructuring, motivational interviewing dan acting as if. Dengan diberikannya konseling individu, penyandang tunanetra mengalami perubahan ke arah yang lebih baik dengan dibuktikan individu mampu menyadari kesalahannya dan merubah pikiran negatif menjadi positif.

Item Type: Thesis (Undergraduate (S1))
Uncontrolled Keywords: Distorsi kognitif; Penyandang tunanetra; Konseling individu
Subjects: 300 Social sciences > 360 Social services; association > 362 Social welfare problems and services
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70232 - Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI)
Depositing User: Muhamad irfan habibi
Date Deposited: 09 Aug 2023 07:19
Last Modified: 09 Aug 2023 07:19
URI: https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/20428

Actions (login required)

View Item
View Item

Downloads

Downloads per month over past year

View more statistics