Fenomena perilaku narsis pada dasarnya merupakan fenomena yang dapat ditemukan di manapun, pada kehidupan seharihari tidak terkecuali di media sosial. Perilaku narsis pada dasarnya bukan merupakan perilaku yang negatif secara signifikan. Perilaku narsis yang ada pada individu memiliki kadar yang berbeda-beda tergantung pada perlakuan mereka terhadap diri mereka sendiri. Perilaku narsis yang dialami oleh mahasiswi di media sosial Instagram dimunculkan dengan postingan ulang yang dilakukan oleh akun uinws.story, yang pada dasarnya merupakan akun yang kurang lebih fungsinya untuk menfasilitasi kehidupan mahasiswa dan mahasiswi selama di kampus UIN Walisongo. Tujuan dari pada penelitian ini yaitu untuk mengetahui fenomena perilaku narsis mahasiswi UIN Walisongo Semarang pada akun uinws.story serta untuk mengetahui solusi dari fenomena perilaku narsis mahasiswi UIN Walisongo Semarang pada akun Instagram uinws.story persperktif bimbingan islami. Metode penelitian yang dipakai merupakan jenis penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif dengan pendekatan eksplanatori. Sumber datanya meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder, menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Penggunaan uji valisitas data dengan metode triangulasi sumber dan triangulasi teknik, serta adanya analisis data dengan tatanan reduksi data, sajian data dan terakhir penarikan kesimpulan. Hasil temua dari penelitian ini anatara lain adalah sebagai berikut: Pertama, fenomena perilaku narsis dimiliki oleh mahasiswi mereka tidak menunjukkan secara terang-terangan, namun dalam beberapa pilihan kata yang mereka ucapkan saat wawancara dengan peneliti secara tidak langsung mendeskripsikan perilaku narsis. perilaku yang diperoleh itu antara lain perasaan diperhatikan, dan ingin dipuji, berangan-angan tentang kecantikan, kesuksesan, arogan dan memandang rendah orang lain. Kedua, untuk solusi untuk mengurangi fenomena perilaku narsis mahasiswi UIN Walsongo Semarang perspektif bimbingan islami dilakukan mahasiswi dengan upaya mendekatkan diri kepada Allah melalui ibadah seperti sholat, rasa bersyukur kepada Allah, serta berupaya untuk merawat atas apa yang diberikan oleh-Nya sebagai tindakan untuk mengembangkan diri menjadi makhluk Allah yang utuh dalam bidang akidah, ibadah serta akhlak di pendidikan, pekerjaan, dan masyarakat demi tercapainya kehidupan di dunia dan akhirat sebagai tujuan dari bimbingan islami. Kegiatan ibadah, rasa syukur, serta merawat diri juga sebagai wujud dari fungsi dari bimbingan islami yaitu fungsi preventif untuk mengatasi, fungsi development untuk pengembangan, fungsi korektif untuk mencari solusi, terakhir fungsi preservatif untuk memelihara individu.