Latar Belakang: Remaja merupakan periode emas dalam membangun perkembangannya selama dekade pertama kehidupan. Sebagian besar remaja rentan mengalami permasalahan gizi akibat kebutuhan zat gizi yang meningkat untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya. Masalah gizi yang sering dialami remaja adalah gizi lebih. Status gizi lebih pada remaja dapat disebabkan oleh faktor gaya hidup yang salah, seperti sering mengkonsumsi junk food, penggunaan gadget berlebih yang berkaitan dengan perilaku sedentari karena kurangnya aktivitas fisik, serta kurangnya pengetahuan.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan penggunaan gadget, konsumsi junk food, dan pengetahuan gizi dengan status gizi pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 2 Playen.
Metode: Desain penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasinya adalah seluruh siswa kelas XI dan XII usia 15-17 tahun di SMA Negeri 2 Playen yang berjumlah 191 siswa dengan 73 sampel. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan data primer, yang meliputi penggunaan gadget dengan kuesioner Smartphone Addiction Scale (SAS), konsumsi junk food dengan FFQ kualitatif, pengetahuan gizi dengan kuesioner pilihan ganda, sedangkan data status gizi dihitung menggunakan antropometri IMT/U. Analisis data menggunakan uji statistik Spearman rho.
Hasil: Penelitian menunjukkan mayoritas responden mengalami masalah gizi lebih/obesitas, yaitu 27 responden (37%) dengan gizi lebih dan 5 responden (6,9%) obesitas. Terdapat 32 responden (42,5%) dengan intensitas penggunaan gadget tinggi, 36 responden (49,3%) memiliki kebiasaan konsumsi junk food dengan kategori sedang, dan 51 responden (69,8%) memiliki pengetahuan yang kurang.
Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna terkait penggunaan gadget, konsumsi junk food, dan pengetahuan gizi dengan status gizi remaja (p < 0,05).