Menurut informasi dari pengajuan keuangan Bank Muamalat Indonesia tahun 2019, situasi keuangan bank telah memburuk secara signifikan. Per Oktober 2019, laba bersih perseroan sebesar 8,14 miliar rupiah, turun 92% dari waktu yang sama tahun 2018, ketika masih berjumlah 111,9 miliar rupiah. Namun, kinerja Bank Muamalat Indonesia sendiri membaik pada tahun 2018 sebagai akibat dari adanya dana pendapatan pembayaran dana murabahah, penurunan pembiayaan bermasalah, dan faktor lainnya. Namun, pada tahun 2020 kembali mengalami penurunan sebagai akibat dari kualitas aset tidak lancar, peningkatan kredit bermasalah nasabah yang disebabkan oleh pandemi virus Covid-19, dan penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebagai akibat dari berkurangnya kepercayaan masyarakat secara drastis dalam mempercayakan uangnya kepada Bank Muamalat Indonesia. penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh antara pendapatan operasional dan pendapatan non operasional terhadap laba bersih.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan triwulan PT. Bank Muamalat Indonesia dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2021. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dan jumlah sampel sebanyak 32 sampel. Untuk menguji instrument penelitian menggunakan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik dan metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan alat E-views versi 12.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih pada Bank Muamalat Indonesia, dan pendapatan non operasional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap laba bersih pada Bank Muamalat Indonesia.

ABSTRACT:
According to information from Bank Muamalat Indonesia's financial filings in 2019, the bank's financial situation has deteriorated significantly. As of October 2019, the company's net profit was 8.14 billion rupiah, down 92% from the same time in 2018, when it still amounted to 111.9 billion rupiah. However, Bank Muamalat Indonesia's performance itself improved in 2018 as a result of murabahah fund payment income, a decrease in non-performing financing, and other factors. However, in 2020 it again experienced a decline as a result of non-current asset quality, an increase in customer non-performing loans caused by the Covid-19 virus pandemic, and a decrease in Third Party Funds (DPK) as a result of a drastic reduction in public trust in entrusting their money to Bank Muamalat Indonesia. This study aims to examine the effect between operating income and non-operating income on net profit
The type of research used in this study is quantitative research. The data source used in this study is secondary data derived from PT. Bank Muamalat Indonesia from 2014 to 2021. The sampling technique in this study used non probability sampling techniques and the number of samples was 32 samples. To test the research instrument using descriptive statistical tests and classical assumption tests and the analysis method used is multiple linear regression analysis with E-views tool version 12.
The results showed that operating income had a positive and significant effect on net profit at Bank Muamalat Indonesia, and non-operating income had a negative and significant effect on net profit at Bank Muamalat Indonesia