Kemiskinan merupakan masalah fundamental yang tengah dihadapi bangsa di seluruh bangsa di dunia termasuk Indonesia. Kondisi ini sesungguhnya potret kemiskinan yang di sebabkan oleh lemahnya etos kerja dan kurangnya kreatifitas masyarakat miskin. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi adalah melakukan pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat miskin. Sehingga diperlukan lembaga yang mampu melakukan pembenahan terhadap mustahiq dalal hal ketrampilan, kreativitas, bantuan modal, serta pengarahan agar mustahiq mampu merubah dirinya lebih baik.
Menjawab tantangan tersebut LAZ DPU DT menghadirkan suatu program pendayagunaan zakat untuk penanggulangan kemiskinan yang bernama Misykat. LAZ DPU DT tidak hanya memberikan dana zakat begitu saja, melainkan mereka memberikan pelatihan ketrampilan, pengarahan serta pendampingan usaha, agar dana zakat tersebut benar-benar dijadikan modal usaha sehingga mereka menjadi mandiri.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh modal kerja, pelatihan dan pendampingan terhadap peningkatan pendapatan mustahiq kota Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara empiris bagaimana modal kerja, pelatihan dan pendampingan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan mustahiq kota Semarang.
Penelitian ini di harapkan memberi manfaat : 1) bagi akademik diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan teori terhadap pengembangan Ilmu Ekonomi Islam. 2) bagi praktis diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi, bahan perbandingan untuk dapat mengambil keputusan dalam melaksanakan dan menyalurkan Program Misykat oleh DPU DT Pengurus Cabang Semarang.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang di gunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Alat analisis yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, uji multikolinieritas uji autokorelasi uji heteroskedastisitas, uji normalitas, dan analisis regresi berganda.
Hasil penelitian yang diolah dengan bantuan program SPSS 17.0 for windows menunjukkan bahwa uji koefisien korelasi (R) didapat sebesar 0,591 sedangkan variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 30,2%, sedang yang 69,8% sisanya dijelaskan variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model ini (tidak diteliti). Hal ini berarti lemah sekali kemampuan variabel modal kerja, pelatihan, dan pendampingan dalam menerangkan variable pendapatan masyarakat kota Semarang