Fitri Wahidah (1801016060) “Pendampingan Korban Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) di Pusat Pelayanan Terpadu Jayandu Widuri kab. Pemalang (Analisis Bimbingan Konseling Islam)”.
Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang marak terjadi di sekitar lingkungan kita harus segera diatasi, supaya tidak ada lagi perempuan yang menjadi korban tindakan kekerasan, korban membutuhkan bantuan dari pihak yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi. Angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang terjadi di Indnesia menunjukkan jumlah kasus sebanyak 10.361 kasus dari data menurut Simfoni-PPA tertanggal 1 januari 2022 hingga saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) untuk mendeskripsikan proses pendampingan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di PPT Jayandu ”Widuri” Kabupaten Pemalang; 2) untuk menganalisa pendampingan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di PPT ”Widuri” Kabupaten Pemalang dengan analisis Bimbingan Konseling Islam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan sample 3 responden yang merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) jenis pendekatan deskriptif. Metode pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi dengan subyek penelitiannya adalah pendamping dan juga korban di PPT Jayandu Widuri Pemalang.
Temuan penelitian ini yang Pertama diketahui bahwa proses pendampingan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di PPT Jayandu Widuri Pemalang meliputi: tahap pengaduan korban ke petugas PPT Jayandu Widuri, tahap wawancara yang dilakukan secara langsung antara konselor dan korban secara face to face, tahap assessment awal untuk penentuan langkah awal pendampingan korban, tahap pelaksanaan pendampingan yang dimana berdasarkan hasil wawancara dan assessment awal yang dilakukan konselor kepada korban untuk memabantu menemukan solusi permasalahan korban, dan tahap monitoring dan evaluasi secara berkala untuk melihat perkembangan dari korban dan juga hasil pendampingan yang dilakukan. Kedua hasil pelaksanaan pendampingan korban KDRT di PPT Jayandu Widuri Pemalang telah menerapkan fungsi preventif bimbingan konseling Islam yang dimana pendampingan korban bersifat mencegah untuk tidak terjadi kedua kalinya agar hilangnya trauma psikologis korban dengan dilakukan pemeriksaan konseling lanjutan oleh konselor dan pemberian dukungan agar kepercayaan diri korban meningkat dan fungsi secara kuratif yang dimana proses pendampingan yang oleh konselor akan menyelesaikan masalah korban, dengan mengkoordinasi pendamping ke tenaga ahli agar korbannya termotivasi untuk segera bangkit dari masalah dan kembali bersemangat dalam menjalani hidupnya dan penerapan fungsi developmental yaitu menjaga kondisi korban supaya tidak kembali mengingat keadaan yang lalu dengan konseling didampingi konselor agar kembali menata hidupnya supaya tidak terpuruk akibat KDRT yang dialami.