Penelitian ini berjudul "Tinjauan Hukum Positif Dan Fiqih Jinayah Mengenai Trading Cryptocurrency Berbasis Binary Option". Penelitian dilatar belakangi oleh perkembangan teknologi yang pengaruhnya besar terhadap kemajuan ekonomi suatu negara serta mendorong perkembangan sektor bisnis yang lebih efisien dan efektif. Hal ini memudahkan masyarakat untuk mengakses produk-produk keuangan, memperoleh transaksi, dan meningkatkan literasi keuangan. Beberapa tahun kebelakang ini mulai tahun 2019 Binary Option mulai marak di Indonesia, namun seiring maraknya Binary Option terungkap ada penipuan dibalik trading ini. Seperti kasus yang beredar di internet korban Binary Option nyaris bunuh diri karena uangnya loss dan terjerat hutang seperti yang dialami Rizki pada tahun 2021
Metode penelitian ini merupakan jenis penelitian pustaka (library research) mengunakan bahan pustaka sebagai sumber data utama, artinya data tersebut dikumpulkan berasal dari kepustakaan, baik berupa karya ilmiah, media online, buku, dan lainnya. Yang masih berhubungan dengan objek permasalahan yang diteliti yaitu, mengenai pembahasan trading mata uang digital. Hal ini bertujuan memperoleh data yang akurat dan jelas. Dan bertujuan untuk mengetahui lebih jelas tentang praktik trading cryptocurrency berbasis binary option dan hukum trading cryptocurrency berbasis binary option dalam perspektif fiqih jinayah.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai praktik Binary Option yang terjadi jauh dari apa yang dimaksud dengan trading. Trading dalam Bahasa Indonesia artinya jual beli. Pada dasarnya trading cryptocurrency harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh syari’at Islam, yaitu trading cryptocurrency harus dilakukan secara tunai (spot) dan nilainya harus sama artinya masing-masing pihak harus menerima atau menyerahkan mata uang pada saat yang bersamaan. Sedangkan dalam trading cryptocurrency berbasis binary option itu sudah memenuhi unsur perjudian, maka trading cryptocurrency berbasis binary option termasuk dalam tindak pidana perjudian.