Rukyatul hilal merupakan usaha mengamati hilal pada sesaat Matahari terbenam untuk menentukan awal bulan Kamariah. Gedung Kebudayaan Sumatera Barat merupakan salah satu titik yang dijadikan sebagai tempat rukyatul hilal di Sumatera Barat. Namun, sejak pertama dilakukan pengamatan rukyatul hilal di Gedung tersebut yaitu pada tahun 2018 tepatnya pada penentuan awal bulan Ramaḍan 1439 H sampai dengan ditulisnya tulisan ini, hilal belum pernah berhasil teramati. Maka dari itu perlu diadakan penelitian tentang kelayakan Gedung Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tempat rukyatul hilal. Bagaimana latar belakang Gedung Kebudayaan Sumatera Barat sebagai tempat rukyatul hilal? Bagaimana tingkat kelayakan Gedung Sumatera Barat sebagai tempat rukyatul hilal?
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, dalam pengumpulan data peneliti menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis data. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Analisis data menggunakan analisis dekriptif, yakni dengan menyingkronkan antara kriteria-kriteria tempat rukyatul hilal dengan fakta yang terjadi di lapangan saat observasi.
Hasil dari penelitian yang diperoleh bahwa 1) latar belakang Gedung Kebudayaan Sumatera Barat dijadikan sebagai tempat rukyatul hilal karena sangat strategis berdasarkan letak geografis, aksebilitas dan fasilitas. 2) tingkat kelayakan Gedung Kebudayaan Sumatera Barat memiliki tingkat kelayakan 3 yaitu cukup layak. Parameter yang tidak mendukung dalam pelaksanaan rukyatul hilal berasal dari cuaca dan iklim seperti tingginya curah hujan dan tingkat kelembaban yang tinggi yang mengakibatkan keadaan cuaca selalu mendung dan menghalangi pandangan pengamat ke arah ufuk.