Kemajuan teknologi dan aktifitas masyarakat yang semakin tinggi terkadang membuat terabaikannya kewajiban sebagai umat islam salah satunya dalam salat. Padahal saat ini khususnya di Indonesia banyak sekali tempat peristirahatan yang dapat di singgahi dan melaksanakan salat, akan tetapi masih banyak tempat peristirahatan yang masih melenceng arah kiblatnya, dalam hal ini khususnya pada masjid-masjid di rest area Pekalongan sampai Semarang.
Dari latar belakang diatas maka skripsi ini bertujuan untuk mengetahui metode apa yang digunakan dalam pengukuran arah kiblat dan keakuratan arah kiblat di masjid rest area Pekalongan sampai Semarang. Penelitian ini menggunakan metode analisis kualitatif dan metode pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara, dan observasi sehingga diperoleh hasil penelitian. Pertama, dari keempat masjid yang berada di rest area Pekalongan sampai Semarang metode yang digunakan yaitu menggunakan Kompas Arah Kiblat, Google Earth, Rasydul Kiblat Lokal, dan Busur. Dari keempat alat tersebut jika di komparasikan antara hasil pengukuran yang sudah bersertifikat dengan arah bangunan masjid masih terdapat kemelencengan yaitu antara 0º 47’ 20.8” sampai 0º 59’ 12.18”. Kedua, keakurasian yang dilakukan oleh peneliti dengan mengkomparasikan antara pengukurannya dengan menggunakan Theodholite, Istiwa’ain, dan Mizwala dengan arah bangunan masjid masih terdapat kemelencengan antara 0º 17’ 11,32” sampai 0º 46’ 27,19”.