Islamic Times merupakan aplikasi berbasis android milik Dewan Hisab dan Rukyah Persatuan Islam. Salah satu fitur di dalamnya yaitu untuk mengetahui waktu salat, yang perhitungannya berbeda dengan metode hisab waktu salat Kementerian Agama, baik penggunaan data matahari maupun metode perhitungannya. Hal ini membuat diperlukannya penelitian dari sisi algoritma dan metode perhitungan yang digunakan aplikasi ini baik dalam tinjauan hukum Islam dan astronomi.
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana algoritma perhitungan data matahari untuk menentukan waktu salat di dalam aplikasi Islamic Times, dan bagaimana tinjauan jadwal waktu salat aplikasi Islamic Times dalam perspektif hukum Islam dan astronomi.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan metode wawancara, observasi, dan studi dokumen. Data primer penelitian ini diperoleh dari aplikasi Islamic Times, sementara data sekunder diperoleh dari hasil wawancara dan buku-buku pendukung penelitian. Teknik analisis yang digunakan yaitu metode deskriptif dan komparatif.
Penelitian ini menghasilkan dua temuan. Pertama, algoritma yang digunakan oleh aplikasi Islamic Times dalam perhitungan data matahari yaitu algoritma VSOP87 versi D yang direduksi Jean Meeus dengan 195 suku koreksi agar aplikasi tidak berat dan tetap menghasilkan nilai yang akurat. Kedua, dalam tinjauan hukum Islam hasil analisis dengan pengujian trial and error menghasilkan bahwa sistem perhitungan waktu salat aplikasi Islamic Times sudah memenuhi kaidah fiqh Al-‘Adah Muhakkamah. Dalam tinjauan astronomi penggunaan koreksi ketinggian tempat berpengaruh terhadap nilai ketinggian matahari yang berakibat pada perbedaan waktu salat Magrib, Isya, Subuh, dan terbit ketika dibandingkan dengan perhitungan waktu salat tanpa koreksi ketinggian tempat.

ABSTRACT:
Islamic Times is an android-based application owned by the Hisab and Rukyah Council of the Islamic Union. One of the features is to find out the prayer times, the calculation of which is different from the Ministry of Religion's prayer time reckoning method, both the use of solar data and the method of calculation. This makes research necessary in terms of the algorithms and calculation methods used in this application both in terms of Islamic law and astronomy.
This study discusses how the algorithm calculates solar data to determine prayer times in the Islamic Times application, and how to review the Islamic Times application prayer time schedules in the perspective of Islamic law and astronomy.
This type of research is qualitative research. To collect research data, the authors used interviews, observation, and document studies. The primary data for this study were obtained from the Islamic Times, while the secondary data was obtained from interviews and research supporting books. The analysis technique used is descriptive and comparative methods.
This research produces two findings. First, the algorithm used by the Islamic Times application in calculating solar data is the VSOP87 algorithm version D which is reduced by Jean Meeus with 195 terms of correction so that the application is not heavy and still produces accurate values. Second, in a review of Islamic law the results of the analysis by trial and error testing resulted that the Islamic Times application prayer time calculation system complies with the principles of Al-'Adah Muhakkamah fiqh. In an astronomical review, the use of altitude correction affects the value of the sun's altitude which results in differences in the times of sunset, evening, dawn, and sunrise prayers when compared to the calculation of prayer times without altitude correction.