Sertifikasi halal pada nama makanan merupakan suatu pengujian secara sistematik untuk mengetahui suatu makanan yang diproduksi oleh suatu perusahaan telah memenuhi kriteria ataupun ketentuan makanan yang halal. Karena itu sebagai umat Islam kita perlu mengetahui kriteria halal dalam ketentuannya yang telah ditetapkan oleh syariatIslam dan kita dapat melihat dari LPPOM MUI yang juga mengatur mengenai ketentuan kriteria halal dalam Tentang Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produk yang tercantum dalam bagian ketiga yaitu pada masalah penggunaan nama Produk yang tidak dapat disertifikasi yaitu nama produk yang mengandung nama minuman keras, contoh rootbeer, es krim rasa rhum raisin, bir 0%o alkohol, nama produk yang mengandung nama babi dan anjing serta turunannya, seperti babi panggang, babi goreng, beef bacon, hamburger, hotdog,nama produk yang mengandung nama setan seperti rawon setan, es pocong, miayam kuntilanak, nama produk yang mengarah kepada hal-hal yang menimbulkan kekufuran dan kebatilan, seperti coklat Valentine, biskuit Natal, mie Gong Xi Fa Cain, nama produk yang mengandung kata-kata yang berkonotasi erotis, wlgar dan/atatporno.
Permasalahannya adalah bagaimana kriteria halal menurut ketetapan Tentang Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produk dan bagaimana metode yang digunakan untuk menetapkan kriteria halal Tentang Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produk.
Penelitian ini tergolong kualitatif studi kasus LPPOM MUI Tentang Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produk. Peneliti terjun ke lapangan dengan mempelajari suatu proses yang terjadi secara alami dan mencatat, menganalisis, melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut. Meskipun berbasis penelitian lapangan, peneliti juga menggunakan sumber-sumber data kepustakaan dengan memanfaatkan buku-buku, hasil penelitian, dan internet yang digunakan untuk memperkuat hal-hal yang berkaitan dengan terhadap kriteria halal menurut LPPOM MUI Tentang Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produk. Dengan menggunakan pendekatan normatif yaitu penelitian yang diteliti dari sifat dan ruang lingkup. Penelitian ini berfokus dengan apa yang tertulis di dalam Ketentuan Penulisan Nama Produk Dan Bentuk Produkyang berpatokan pada ketentuan dalam menjual makanan. Penelitian ini merupakan riset pustaka, penelitian ini disebut juga dengan penelitian Doctrinal. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi.
Penelitian ini menghasilkan temuan Berdasarkan ketentuan kriteria halal menurut LPPOM berdasarkan “nama produk” menyatakan bahwa makanan tidak dapat disertifikasi halal apabila diberi nama menggunkan nama seperti yang telah dicantumkan yaitu pada masalah penggunaan nama Produk yang tidak dapat disertifikasi. Namun apabila dilihat dari pandangan hukum Islam menyatakan halal dikarenakan suatu penamaan tidak akan menyebabkan zat dalam makanan tersebut menjadi haram karena dapat dilihat dari bahan-bahan keseluruhan halal juga dalam pengolahannya, seperti pendapat dari Ibnu Hazm mengemukakan dalam kitabnya yang berjudul Almuhalla Bil Atsar Juz 6 bahwa syarat-syarat makanan halal, yaitu tidak mengandung babi dan bahan yang berasal dari babi, tidak mengandung bahan-bahan yang diharamkan seperti; bahan-bahan yang berasal dari organ manusia, darah, kotoran-kotoran dan lain sebagainya, semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih harus di awali dengan membaca “Bismillahirrohmanirrohim”, tidak halal memakan dari suatu makanan yang tampak darah mengalir ataupun tidak mengalir.