Masjid merupakan pusat peribadatan masyarakat Islam yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. Masjid memiliki beberapa aktivitas yang semua dana dipertanggungjawabkan kepada masyarakat publik, karena sumber dana utama masjid ialah dari sedekah masyarakat. Masjid yang termasuk kategori organisasi nirlaba diharuskan membuat laporan keuangan untuk memastikan dana-dana yang disumbangkan kedalam masjid digunakan secara efektif. Sebagai pengurus masjid harusnya mengelola dana yang masuk kedalam masjid dengan baik. Tetapi yang terjadi di Masjid Baitul Muttaqin Desa Ujungwatu terdapat pengurus yang memanfaatkan harta masjid dengan cara menggunakan harta tersebut sebagai modal usaha dalam pekerjaan yang ditekuninya.
Permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana praktik mengenai pencampuran pengelolaan dana masjid dan dana pribadi untuk modal usaha di Masjid Baitul Muttaqin Desa Ujungwatu Donorojo Jepara; 2) Bagaimana tinjauan hukum Islam mengenai pencampuran pengelolaan dana masjid dan dana pribadi untuk modal usaha di Masjid Baitul Muttaqin Desa Ujungwatu Donorojo Jepara.
Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian normatif empiris yang merupakan penelitian yang dilakukan terhadap keadaaan sebenarnya atau keadaan nyata yang terjadi di masyarakat dengan maksud untuk mengetahui bagaimana bekerjanya hukum di tengah masyarakat. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yaitu peneliti sebagai human instrumen. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu wawancara, dokumentasi, dan observasi. Dalam mengelola dan menganalisis data, penelitian ini menggunakan metode analisa kualitatif yang dapat menghasilkan data diskriptif dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, peyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa: 1) pengelolaan kas yang dimiliki oleh masjid sudah baik karena telah terdapat buku laporan keuangan masjid. Tetapi terdapat pencampuran harta yang dilakukan oleh pengurus masjid yaitu pemanfaatan harta milik masjid Baitul Muttaqin oleh pengurus, harta milik masjid tersebut berupa uang kas masjid yang sumber dananya berasal dari sedekah atau amal jariyah masyarakat Desa Ujungwatu maupun dari luar masyarakat Desa Ujungwatu. Pengurus tersebut memanfaatkan uang kas masjid dengan tujuan agar uang kas tersebut tidak nganggur karena jika ditempatkan di bank maka akan dikenai bunga bank sebagai biaya operasional, oleh karena itu uang kas masjid akan berkurang terus menerus. Maka dengan demikian pengurus masjid mencampur uang tersebut dengan uang pribadinya dan digunakan sebagai modal usaha miliknya. 2) Pencampuran pengelolaan dana masjid dan dana pribadi jika digunakan untuk modal usaha maka ditinjau dari hukum Islam yaitu tidak diperbolehkan jika dana masyarakat dicampur dengan dana pribadi karena dimanfaatkan secara pribadi dan tidak kembali kepada masyarakat. Maka dengan demikian apapun yang dimiliki masjid tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan meskipun pada dasarnya tidak merugikan pihak masjid, tetapi masjid ialah tempat ibadah yang sumber dananya dari sedekah masyarakat maka amal jariyah tersebut harus untuk perawatan masjid yang kembali kepada kemaslahatan masyarakat sendiri.