Jual beli dengan menggunakan cara menyerok produk ini merupakan jual beli dimana pembeli tidak mengetahui secara pasti barang apa saja yang akan diterima. Praktik jual beli ini banyak dilakukan di aplikasi Tiktok melalui fitur Tiktokshop. Dalam praktiknya penjual akan menyerok-nyerok produk secara acak, oleh karena itu barang yang didapatkan setiap pembeli akan berbeda-beda. Barang yang didapatkan juga tidak dapat diukur dari segi kualitas dan kuantitasnya. Pada praktiknya jual beli dengan sistem serok akan mengakibatkan kerugian bagi salah satu pihak yaitu pembeli, karena adanya unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian terhadap objek yang diperjualbelikan. Sehingakan jual beli ini hanya akan mengakibatkan perselisihan bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu jual beli dengan sistem ini menjadi tidak sah, karena mengandung ketidakjelasan.
Masalah dalam penelitian ini bagaimana mekanisme jual beli serok saat live Tiktok pada toko Qiansoto dan bagaimana tinjauan hukum islam mengenai praktik jual beli dengan sistim serok saat live Tiktok pada toko Qiansoto.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan ( field research ) dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Dari hasil penelitian, Praktik jual beli serok ini tidak sesuai dengan hukum Islam karena termasuk kedalam kategori jual beli yang belum jelas . Menurut hukum Islam seorang muslim tidak dibolehkan menjual sesuatu yang bercacat kepada saudaranya, kecuali menjelaskan cacat tersebut kepada saudaranya. Dalam hal ini pihak penjual tidak menanggapi komplain yang disampaikan oleh pembeli disisi lain pada aplikasi Tiktok juga tidak disediakan fitur komplain untuk menjaga keamanan dalam transaksi jual beli di Tiktok.