Studi analisis awal waktu shalat shubuh (kajian atas relevansi nilai ketinggian matahari terhadap kemunculan fajar shadiq)
Khoirunnisak, Ayuk (2011) Studi analisis awal waktu shalat shubuh (kajian atas relevansi nilai ketinggian matahari terhadap kemunculan fajar shadiq). Undergraduate (S1) thesis, IAIN Walisongo.
72111059_Coverdll.pdf - Accepted Version
Download (919kB) | Preview
72111059_Bab1.pdf - Accepted Version
Download (156kB) | Preview
72111059_Bab2.pdf - Accepted Version
Download (216kB) | Preview
72111059_Bab3.pdf - Accepted Version
Download (110kB) | Preview
72111059_Bab4.pdf - Accepted Version
Download (94kB) | Preview
72111059_Bab5.pdf - Accepted Version
Download (12kB) | Preview
72111059_Bibliografi.pdf - Bibliography
Download (24kB) | Preview
Abstract
Penentuan awal waktu shalat merupakan hal urgen dan fundamental dalam pelaksanaan ibadah shalat. Walaupun begitu, sampai saat ini tidak begitu banyak perhatian terhadapnya jika dibandingkan dengan persoalan penentuan awal bulan Qamariyah yang setiap tahunnya selalu menjadi kontroversi di kalangan masyarakat. Dalam penetapan awal waktu shalat posisi matahari merupakan faktor utama yang harus diperhatikan, akibat yang ditimbulkan adalah setiap beda hari dan beda tempat maka waktu shalat juga akan berbeda pula. Perbedaan tersebut juga didapati dalam penetapan awal waktu shalat Shubuh, dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai ketinggian matahari yang digunakan, walaupun dalam aspek fiqh nya tidak ada ditemukan kontroversi. Ketinggian matahari merupakan salah satu unsur utama dalam perhitungannya, sehingga dalam hal ini harus ada kepastian. Beberapa kriteria ditawarkan oleh beberapa ahlinya, mulai dari -140 - -200. Pada intinya dalam perhitungan waktu shalat Shubuh, ketinggian matahari tersebut merupakan posisi dimana matahari tersebut berada. Lebih spesifik lagi, pada ketinggian tersebut cahaya matahari akan mulai tampak di ufuk bagian timur, hal ini sesuai dengan yang dijelaskan dalam al-Qur’an dan hadis yang kemudian disepakati oleh para ulama’. Berangkat dari gambaran tersebut penulis mencoba menganalisis konsep fajar shadiq yang dipahami dalam perspektif fiqh dengan kriteria ketinggian matahari dalam perspektif astronomi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat explanatory, karena penelitian ini tidak hanya mendiskripsikan fakta-fakta yang di lapangan, akan tetapi juga melakukan explorasi terkait dengan ketinggian matahari, yang selanjutnya digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel (nilai ketinggian matahari dengan kemunculan fajar shadiq). Data-data tersebut kemudian dianalisis dengan metode deskriptif analitis dan fenomenologi.
Waktu subuh dalam perspektif fiqh ditentukan ketika munculnya fajar shadiq yakni fajar yang berasal dari cahaya matahari yang dihamburkan oleh udara atau atmosfer. Selanjutnya dalam perspektif astronomi waktu Shubuh ditetapkan dengan ketinggian matahari yang dijadikan unsur utama dalam perhitungannya. Dari beberapa pengamatan baik yang dilakukan oleh penulis sendiri atau beberapa ahli falak yang berkompeten dalam hal ini menunjukan bahwa fajar shadiq muncul di ufuk timur pada saat matahari berada pada ketinggian -180 - -140. Dalam ilmu astronomi ketinggian dinamakan dengan fajar astronomi, yang memang selama ini disamakan dengan fajar shadiq. Ada beberapa yang menyebutkan bahwa pada ketinggian -200 fajar shadiq juga dimungkinkan muncul untuk wilayah Indonesia dengan alasan bahwasanya Indonesia berada pada garis khatulistiwa yang memiliki atmosfer yang lebih tebal sehingga bisa menghamburkan cahaya matahari lebih tinggi.
Kata kunci : Shalat, Shubuh, Fajar Shadiq, dan Ketinggian Matahari.
Item Type: | Thesis (Undergraduate (S1)) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Waktu Shalat Shubuh; Fajar Shadiq |
Subjects: | 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.2 Islam Doctrinal Theology, Aqaid and Kalam > 297.26 Islam and secular disciplines > 297.265 Islam and natural science (Incl. Islamic Astronomy/Ilmu Falak) 200 Religion (Class here Comparative religion) > 290 Other religions > 297 Islam and religions originating in it > 297.3 Islamic Worship / Ibadah > 297.38 Rites, prayer |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal al-Syakhsiyyah) |
Depositing User: | Nur yadi |
Date Deposited: | 05 May 2014 08:18 |
Last Modified: | 05 May 2014 08:18 |
URI: | https://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/2073 |
Actions (login required)
Downloads
Downloads per month over past year