Khozaainatul Muna (1801016108) dengan judul penelitian: Bimbingan Mental Spiritual dalam Meningkatkan Keimanan Penyandang Tunarungu di Yayasan Insan Tiara Bangsa Boja Kendal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kondisi keimanan penyandang tunarungu dan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan mental spiritual dalam meningkatkan keimanan penyandang tunarungu di Yayasan Insan Tiara Bangsa Boja kabupaten Kendal. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field reseach) dengan pendekatan kualitatif deskriptif berupa kata-kata tertulis. Analisi data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisi model Miles dan Huberman yang meliputi: reduksi data, display data (penyajian data), serta penarikan kesimpulan dan verifikasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pertama kondisi keimanan penyandang tunarungu adalah kurang memiliki jiwa tolong menolong, tidak menjalankan ibadah mahdoh dan ghoiru mahdoh secara maksimal, malas belajar ilmu agama dan mengaji, susah mengontrol emosi, tidak percaya diri, kurang memiliki motivasi untuk bangkit dari keterpurukan, seringkali berbohong, tidak percaya adanya malaikat pencatat amal baik & buruk, tidak menerima nasehat dengan baik, kurang bersyukur dengan keadaan yang diterima saat ini, sering menyalahkan diri sendiri karena keterbatasan yang ia miliki, tidak mau bersosialisasi dengan sekitar. Kedua, Pelaksanaan bimbingan mental spiritual yaitu dengan materi keagamaan seperti tauhid (mempelajari rukun iman & Islam), fiqih (sholat, thoharoh, hukum wajib, sunnah, haram), akhlak (mempelajari bentuk akhlak terpuji dan tercela), BTQ (belajar membaca, tulis al-Qur’an). Media meliputi proyektor, sound system, mic, papan tulis, buku dll. Tahapan bimbingan meliputi tahap awal yaitu pembimbing mendatangi ruang penyandang tunarungu untuk melaksanakan sholat duhur sebelum melakukan bimbingan. Tahap pelaksanaan, pembimbing menyiapkan materi dan media untuk pelaksanaan bimbingan. Tahap evaluasi, yaitu pembimbing memberikan pertanyaan seputar materi agar dapat mengetahui sampai mana pemahaman penyandang tunarungu. Tahap follow up yaitu merencanakan bimbingan kembali apabila belum terselesaikan. Hasil penelitian menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, dan kebersihan jiwa dan mental yang semula dalam menjalankan ibadah masih malas menjadi lebih rajin, tidak mau belajar ilmu agama menjadi lebih rajin belajar, tidak bisa mengaji bisa mengaji, masih minder menjadi percaya diri sehingga jiwa penyandang tunarungu menjadi tenang, sabar, ikhlas dan tawakal dalam menerima kondisi yang dialaminya saat ini. Keseluruhan prinsip tersebut adalah sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan semakin tumbuh dan kokoh, yang semula iman taqlid akan naik menjadi iman ilmu begitu selanjutnya sampai mencapai titik tertinggi yakni iman haq dan hakikat