Annisaul Fauziyah (1801016123), Penyuluhan Agama Islam dalam Pemberantasan Buta Aksara Al-Quran (studi pada program pesantren literasi dalam mengajak warga terminal Tegal Kota)
Buta aksara al-Quran merupakan salah satu problem di masyarakat terutama dikalangan masyarakat marginal terkhusus di terminal Kota Tegal yang masih butuh perhatian dari pemerintah. Berdasarkan data di TBM Sakila Kerti terminal Kota Tegal sendiri dari jumlah peserta 27 orang yang mengikuti kegiatan mengaji al-Quran terdapat 50% dari mereka belum tuntas buta aksara atau masih jilid 1-6 dan 50% nya sudah sampai pada tahap al-Quran.
Penelitian ini menerapkan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus (case study). Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun uji keabsahan data menggunakan data reduction, data display, dan verification.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan penyuluhan agama Islam dalam pemberantasan buta aksara al-Quran diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Penyuluhan agama Islam dalam pemberantasan buta aksara al-Quran pada program Santri Nganter Teko di ikuti oleh masyarakat marginal yang terdiri dari para pedagang asongan, pedagang emperan, dan difabel yang rata-rata masih buta aksara al-Quran; 2. Kegiatan penyuluhan agama Islam tersebut meliputi : pembelajaran membaca al-Quran, pembelajaran wudhu serta pembelajaran salat dhuha dan tahlil; 3. Materi penyuluhan agama Islam tersebut adalah tentang baca tulis al-Quran, belajar bacaan doa-doa berwudhu dengan melafalkan nya sesuai tajwid al-Quran, kemudian belajar bacaan doa-doa salat dengan benar dan juga sesuai tajwid al-Quran; 4. Metode yang digunakan dalam penyuluhan agama Islam ini adalah menggunakan tiga metode yang diterapakan oleh Penyuluh agama Islam yaitu metode klasikal, metode individual dan metode tutor sebaya; 5. Berdasarkan penyuluhan agama melalui pemberian materi pembelajaran mengaji al-Quran dengan tiga metode yaitu metode klasikal, metode individual dan metode tutor sebaya, mampu memberantas buta aksara al-Quran mencapai 6 indikator dari 8 indikator keberhasilan pemberantasan buta aksara al-Quran yaitu Pengenalan simbol mushaf al-Quran, Pelafalan huruf yang sering salah dalam membunyikannya, Pelafalan panjang pendek, Memahami aturan berhenti dan pengambilan nafas, Bunyi “lam” lafadz Allah, serta dasar-dasar seni baca al-Quran atau murottal al-Quran dan dua lainnya yang belum tuntas keberhasilan nya adalah Pelafalan huruf-huruf bertasydid serta bunyi idghom, idzhar, iqlab, dan ikhfa.