Tesis ini membahas konsep hubb al-wathon yang terdapat dalam tafsir Ruh al-Bayān karya Isma’il Haqqi. Kajian penelitian ini dilatarbelakangi oleh multi tafsir term ma’ād pada Q.S Al-Qashash/28:85, banyak Mufassir yang menafsirkan kata ma’ād pada Q.S Al- Qashash/28:85 dengan penafsiran yang bersifat eskatologis dan penafsiran Makkah, adapun penafsiran yang bersifat eskatologis seperti hari kiamat, surga, akhirat, dan mati. Namun dari penulusuran penulis, menemukan penafsiran term ma’ād dalam tafsir Ruh al- Bayān karya Isma’il Haqqi yang menafsirkan kata ma’ād pada Q.S Al-Qashash/28:85 dengan penafsiran wathonuka ad-dunyawi (tanah airmu di dunia). Setidaknya ada tiga rumusan masalah yang akan dikaji, antara lain bagaimana penafsiran ayat hubb al-wathon dalam tafsir Ruh al-Bayān karya Isma’il Haqqi?, mengapa Isma’il Haqqi menafsirkan term ma’ād dengan penafsiran hubb al-wathon dalam tafsir Ruh al-Bayān?, bagaimana Konsep hubb al-wathon dalam tafsir Ruh al-Bayān karya Isma’il Haqqi?. Penelitian ini berjenis penelitian kepustakaan dengan sumber penelitian berupa naskah kitab tafsir Ruh al-Bayān. Teknis analisis data menggunakan dua pendekatan yaitu pendekatan content analysis dan pendekatan historis-sosiologis.
Hasil penelitian menunjukkan penafsiran term ma’ād yang dilakukan Isma’il Haqqi dalam tafsir Ruh al-Bayān terjadi melalui proses analisis tahlili berdasarkan pada mayoritas penafsiran dengan gaya penafsiran riwayat bi al-ma’sur penafsiran term ma’ād pada Q.S Al-Qashash/28:85 dengan penafsiran Makkah. Berangkat dari analisis tersebut, ia intepretasikan term ma’ād dengan penafsiran hubb al-wathon min al-imān (cinta terhadap tanah air merupakan bagian dari keimanan) selaras dengan makna yang terkandung dari asbāb an-nuzūl Q.S Al-Qashash/28:85 dengan didukung hadis Nabi, dan pendapat Ulama’ salaf yang mengisyaratkan cinta terhadap tanah air. Pemaknaan term ma’ād dengan hubb al-wathon min al-imān (cinta terhadap tanah air merupakan bagian dari keimanan) yang dintepretasikan Isma’il Haqqi tidak terlepas dari pengaruh pemikiran sufistik yang menempuh jalan tarikat al-Jalwatiyyah dan sikap nasionalisme Isma’il Haqqi yang ikut andil dalam mempertahankan tanah airnya. Konsep hubb al-wathon (cinta terhadap tanah air) yang diusung Isma’ail Haqqi pada Q.S Al-Qashash/28:85 mengandung makna cinta tanah air, baik pada level naluriah maupun pada level implementatif. Pada level naluriah, setiap orang dikaruniai rasa cinta terhadap tanah kelahirannya, apapun keadaannya, tetapi pada level implementatif, setiap orang harus memilih dan mengupayakan agar tempat itu lebih kondusif untuk agamannya.

ABSTRACT:
This thesis discusses the concept of hubb al-wathon contained in Isma'il Haqqi's interpretation of Ruh al-Bayān. Ad in QS Al Qashash/28:85 with an eschatological interpretation and an interpretation of Mecca, as for an eschatological interpretation such as the Day of Judgment, heaven hereafter, and death. However, from the research, the writer finds the interpretation of the term ma’ād in Isma'il Haqqi's interpretation of Ruh al Bayan which interprets the word ma'ād in Q.S Al-Qashash/28:85 with the interpretation of wathonuka ad-dunyawi (your homeland in the world) There are at least three formulations The problems that will be studied include how to interpret the verse of hubb al-wathon in the interpretation of Ruh al-Bayān by Ismail Haqqi? why does Isma'il Haqqi interpret the term ma'ād with the interpretation of hubb al-wathon in the interpretation of Ruh al- Bayān? How is the concept of hubb al-wathon in the interpretation of Ruh al Bayān by Isma'il Haqqi?. This research is a type of library research with the research source in the form of a manuscript of the book of interpretation of Ruh al-Bayān.
Data analysis technique the results showed that the interpretation of tera ma'ād by Isma'il Haqqi in the interpretation of Ruh al-Bayān occurred through a tahlili analysis process based on the majority of interpretations with the bi al-ma'sur style of interpretation of the term ma'ād interpretation in QS Al Qashash/28 :85 with the interpretation of Mecca. Departing from this analysis, he interprets the term ma'ād with the interpretation of hubb al-wathon min al-iman (love for the homeland is part of faith) in line with the meaning contained in asbāb an-nuzūl QS Al-Qashash/28:85 supported by Hadis of the Prophet, and the opinion of Ulama’ Salaf which implies love for the homeland. The meaning of the term ma’ad with hubb al-wathon min al-imān (love of the land. The water is part of faith) which is interpreted by Isma’il Haqqi cannot be separated from the influence of Sufistic thought that follows the path of al-Jalwatiyyah and Isma’il nationalism. Haqqi who took part in defending his homeland. The concept of hubb al-wathon (love of the homeland) which is carried by Isma ail Haqqi in QS Al-Qashash/28:85 implies love for the homeland, both at the instinctive level and at the implementation level. On an instinctive level, everyone is gifted with love for their homeland! Whatever the circumstances, but at the implementation level everyone must choose and strive to make the place more conducive to his religion.